CSR

Kapal Kemanusiaan Berlabuh di Chittagong

16-10-2017

Chittagong, beritasurabaya.net - Tiba di kota besar nan padat, Chittagong, Bangladesh seperti kembali mundur ke suasana Tanjung Priok, Jakarta di tahun 80-an. Barisan truk-truk lawas berkarat berlalu lalang, membuat kemacatan di mana-mana. Belum lagi kebiasaan orang Bangladesh yang hobi betul memencet klakson berkali-kali hingga memekakkan telinga.

Chittagong berada di antara aliran besar Sungai Karnaphuli, sungai yang juga menjadi pintu masuk kapal-kapal barang berukuran super untuk kemudian merapat di dermaga bongkar muat Pelabuhan Chittagong. Dari dermaga Pelabuhan Chittagong inilah, sebuah kabar baik bagi Bangsa Indonesia hadir.

Kabar baik tentang pencapaian kemanusiaan 2.000 ton beras untuk Rohingya, akhirnya tiba di Pelabuhan Chittagong, Sabtu (14/10/2017) lalu, Total sebanyak 80 kontainer berisi 2.000 ton beras atau sama dengan jumlah 80.000 karung beras dengan berat masing-masing 25 kilogram sudah berhasil merapat di dermaga pelabuhan.

Dari dermaga, kontainer diangkut masing-masing menuju ke depo penampungan sementara, masih di dalam kompleks pelabuhan Chittagong, Bukan urusan mudah memastikan pengiriman beras ke Bangladesh untuk ratusan ribu pengungsi Rohingya bisa berjalan lancar.

Sekelumit aturan ekspor-impor barang bantuan kemanusiaan membelit di tengah jalan. Banyak pihak dilibatkan, baik di Indonesia maupun di Bangladesh. Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, ini adalah “perjalanan hati” yang menggerakkan hati banyak pihak. “Ada kebaikan hati banyak pihak untuk membantu menuntaskan amanah kemanusiaan beras dari Indonesia ini sampai ke kamp-kamp pengungsi Rohingya,” kata Ahyudin.

Terhitung sejak Sabtu lalu, ribuan ton beras amanah dari bangsa Indonesia untuk Rohingya bisa keluar dari pelabuhan. Kini, 2.000 ton beras dititipkan sementara di sebuah depo, sembari ACT menuntaskan urusan legal yang diminta oleh Pemerintah Bangladesh. 2.000 ton beras, bentuk persaudaraan sesama Bangsa Asia.

Sejak awal memproses urusan legal pengiriman 2.000 ton beras untuk Rohingya di Bangladesh, ACT sudah menyadari bahwa ini tak bakal menjadi sebuah pengiriman ekspor impor biasa. Akan ada banyak pemangku kepentingan yang dilibatkan.

Seperti yang dikatakan Ahyudin, 2.000 ton beras dari Indonesia ke Rohingya tak bakal bisa terjadi jika tak menyatukan banyak kekuatan. “Di depan pebisnis Bangladesh, pejabat tinggi Bangladesh bidang pengungsi Rohingya, dan perwira militer Bangladesh, Kami katakan, bantuan ini adalah bentuk persaudaraan kami sesama bangsa Asia. Seberapa pun besar bantuan dari Indonesia, tak lebih hebat dari kemuliaan Bangsa Bangladesh memberikan ruang untuk Rohingya,” papar Ahyudin. (nos)

Advertising
Advertising