Perempuan![]() Masa Pandemi Perempuan Masih Jadi Sosok Dominan19-12-2020 Jakarta, beritasurabaya.net - Dalam membangun sebuah keluarga pasti ada peran perempuan yang luar biasa. Keluarga memang tidak bisa lepas dari peranan seorang perempuan sebagai ibu yang hebat dan tangguh. Bahkan, selama masa pandemi Covid-19, perempuan masih cukup baik dalam menerima kondisi yang ada di dalam sebuah keluarga. Demikian disampaikan Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo SpOG (K), dalam Webinar yang mengangkat tema "Ibu Tangguh dan Demensia", yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bekerjasama dengan IDN Times, Sabtu (19/12/2020). Sosok ibu, sambung Hasto, berperan penting dalam menciptakan keluarga yang berkualitas dan memiliki kualitas hidup yang baik. Sayangnya, ketika memasuki usia tua perempuan akan cenderung mengalami demensia dengan beberapa gejala tertentu. Oleh karenanya, dr. Hasto Wardoyo SpOG (K) menyarankan, lansia yang masih sehat dan mampu bekerja sebaiknya tetap bekerja ataupun melakukan investasi dan membuka lowongan pekerjaan. Selain itu, sebagai lansia juga harus sadar jika memiliki penyakit dan harus bisa mengontrolnya. ![]() "Lansia yang masih sehat dan mampu bekerja, sebaiknya masih dapat produktif. Jika tidak bisa kerja dengan berjalan atau berkegiatan, masih bisa melakukan investasi atau membuka lowongan kerja. Selain itu, kalau memiliki penyakit harus bisa mengontrol penyakit yang dimiliki," terangnya. Dia menjelaskan, dalam membangun sebuah keluarga, pengaruh lingkungan memberikan dampak yang cukup besar. Maka dari itu, hindari lingkungan yang toxic. Membangun sebuah keluarga yang harmonis, ideal, dan berkualitas memang bukan perihal yang mudah. Sebab, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhinya termasuk lingkungan. "Adanya toxic friendship dan relationship menjadi pengaruh yang dapat membawa masalah dalam membangun sebuah keluarga. Hal ini patut diantisipasi karena pengaruh lingkungan juga sangat besar," beber dr. Hasto. Selain itu, ia juga memaparkan jika terdapat sebuah hasil riset yang menunjukkan bahwa pasangan dengan gangguan mental emosional dapat menyebabkan disharmonis dalam keluarga. "Hasil riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa mereka yang mengalami gangguan mental emosional kalau berjodoh menjadi suami istri sangat memprihatinkan. Ini karena mereka dapat menyebabkan disharmonis dalam keluarga yang dibangun," tandasnya. Hasto menambahkan, untuk membantu penderita demensia, bisa mengajak mereka melakukan kegiatan sosial, aktif berkomunikasi, dan menjalani pola hidup sehat. Webinar yang digelar untuk memperingati Hari Ibu, juga menghadirkan narasumber Executive Director Alzheimers Indonesia, Michael Dirk Roelof Maitimoe. Ia menerangkan, demensia dapat diibaratkan seperti payung dari penyakit alzheimer. Dimana terjadi penurunan fungsi otak yang memengaruhi daya ingat, emosi, dan pengambilan keputusan. Ia pun membagikan beberapa tips untuk mencegah dan membantu penderita demensia agar tetap sehat secara fisik. "Untuk mencegahnya bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas sosial, mental, fisik, komunikasi aktif, dan diet serta pola hidup sehat. Hal paling penting yang bisa membantu orang demensia adalah dengan melakukan video call dengan anak atau cucu," ungkapnya. Sementara itu, tamu yang hadir dalam webinar, DY Suharya menceritakan bahwa ibunya memiliki gejala demensia berupa lupa, marah, stres, dan merasa kesepian. Bahkan, hal tersebut mengganggu kesejahteraan yang ada di rumah. "Ibu saya memiliki gejala demensia berupa lupa, marah, stres dan merasa kesepian. Penyakit ini berhubungan dengan fungsi otak untuk mengambil keputusan dan membawa dampak tidak adanya kesejahteraan di rumah," jelasnya. Suharya menegaskan untuk jangan pernah merasa maklum dengan pikun. (nos) Teks foto : 1.Paparan narasumber. 2.Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo SpOG (K), dalam Webinar yang mengangkat tema "Ibu Tangguh dan Demensia", yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bekerjasama dengan IDN Times, Sabtu (19/12/2020). Foto : Istimewa.
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|