Pendidikan

Apakah Indonesia Terlalu Banyak Guru Kelas ?

02-05-2017

Jakarta, beritasurabaya.net - USAID melalui program Prioritas merilis hasil studi Supply and Demand (suplai dan kebutuhan) Guru Kelas Baru di Sekolah Dasar (SD). Studi ini membantu Kemenristekdikti dan Kemendikbud dalam menganalisis cara memperkecil kesenjangan antara menyiapkan suplai dan kebutuhan guru kelas SD.

Berdasar data rembuk nasional pendidikan dan kebudayaan 2015 yang dikutip tim studi, disebutkan bahwa Indonesia masih kekurangan guru kelas PNS sebesar 282.224 guru. Namun jika memasukkan data guru bukan PNS, maka ada kelebihan 82.245 guru kelas.

Sementara pada tahun yang sama, berdasar Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Kemenristekdikti, ada 415 lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), yakni 37 LPTK negeri dan 378  LPTK swasta, yang meluluskan Program PGSD sebanyak 91.247 lulusan. Lulusan tersebut akan terakumulasi setiap tahunnya dan diproyeksikan pada tahun 2025 mencapai 444.551 lulusan.

”Dengan mengetahui data guru kelas di sekolah dasar maka LPTK dapat mempertimbangkan kuota mahasiswanya sesuai kebutuhan guru kelas baru di sekolah dasar,”kata Direktur Program USAID Prioritas, Stuart Weston, pekan lalu.

Studi yang dilaksanakan dalam 18 bulan terakhir tersebut menemukan bahwa kebutuhan guru kelas baru di SD akan meningkat seiring berjalannya waktu. Seperti guru yang pensiun, semakin sedikit guru baru yang masuk ke dalam sistem, dan jumlah siswa di sekolah yang meningkat.

Namun, ke depan dengan perubahan populasi penduduk, jumlah siswa di SD akan stabil dalam waktu sekitar lima tahun. Jika sistem berlanjut seperti saat ini, tanpa usaha untuk meningkatkan efisiensi dalam penyebaran guru, maka kita dapat mengharapkan adanya penurunan jumlah suplai guru kelas baru selama tahun-tahun mendatang.

Menurut Ketua Tim Studi, Mark Heyward, ada empat skenario yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebutuhan kelas SD berdasar pengalaman USAID Prioritas membantu penataan dan pemerataan guru di 7 provinsi mitra. Pertama, skenario normal atau tidak melakukan kebijakan apapun. Kedua, melakukan skenario penggabungan sekolah atau kelas rangkap. Ketiga, melakukan skenario alih fungsi guru mata pelajaran menjadi guru kelas. Keempat, melakukan skenario gabungan kedua dan ketiga.

“Bila gabungan skenario kedua dan ketiga dilakukan, maka bisa mengurangi kebutuhan guru kelas SD mencapai 45 persen. Dan ini akan membuat efisiensi anggaran pendidikan,”tukas Mark.

Kebutuhan guru baru akan meningkat sejalan dengan jumlah guru yang pensiun dan bertambahnya penduduk usia sekolah. Pada tahun 2025, kebutuhan guru baru diproyeksikan sebesar 560.003 guru (skenario 1), sebesar 516.794 guru (skenario 2), sebanyak 438.058 (skenario 3), dan sebanyak 394.914 (skenario 4).

Bila melihat jumlah suplai lulusan PGSD dari sisi wilayah, menurut Aos Santosa salah satu anggota tim studi, LPTK yang ada di Jawa memberikan suplai lulusan PGSD paling besar. Sebagian juga dari Sumatra, kecuali Provinsi Kepulauan Riau, dan Sulawesi, kecuali Sulawesi Barat dan Tenggara. serta Kalimantan Selatan.

”Membandingkan suplai dan kebutuhan guru kelas SD dengan asumsi tidak melakukan skenario efisiensi, di wilayah Jawa baru mengalami kekurangan suplai pada tahun 2023, wilayah Sulawesi pada tahun 2019, wilayah Sumatra pada tahun 2017. Wilayah yang mengalami kekurangan suplai  sejak tahun 2017 adalah wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua,”kata Aos.

Hasil studi ini merekomendasikan suplai guru kelas baru di SD yang berasal dari lulusan LPTK harus melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) setelah lulus S1 PGSD. Dengan demikian PPG bisa menjadi pengendali kelebihan suplai lulusan PGSD terutama memperhatikan kebutuhan nyata di masing-masing wilayah atau lebih rinci menurut provinsi dan kabupaten.

“Bahkan dalam mendistribusikan suplai guru SD bisa lintas wilayah berdasarkan rekam jejak LPTK dan provinsi/kabupaten yang sangat membutuhkan guru baru,”tambah Aos. (nos)

Teks foto :

Sri Estu Winahyu MPd (kiri) dosen PGSD Universitas Negeri Malang (UNM) mengajak mahasiswanya melakukan kunjung karya dari hasil percobaan tentang aneka tumbuhan pada mahasiswa PGSD semester II.

Foto : Istimewa.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927