Ekonomi & Bisnis

Konektor Hal Krusial Tingkatkan Inklusi Ekonomi

21-04-2015

Jakarta, beritasurabaya.net - Pada saat berlangsungnya World Economic Forum on Asia 2015 di Jakarta, MasterCard mengungkapkan temuan dari The Connectors Project, sebuah penelitian terbaru mengenai peran dari jaringan (network) di Indonesia. The Connectors Project ini meneliti bagaimana orang-orang bergerak menuju inklusi ekonomi yang lebih besar, dan yang paling krusial, siapa yang membantu mereka dalam perpindahan tersebut.

Dalam penelitian lapangan di Indonesia ditemukan lima konektor kunci di dalam jaringan seseorang yakni The Mentor, The Introducer, The Migrator, The Role Model dan The Business Influencer. Mereka adalah orang-orang yang memberikan ide, dukungan, dan pengetahuan untuk mereka yang mencari inklusi keuangan lebih besar kepada diri sendiri dan keluarga mereka.

Dengan mengidentifikasi konekto dan titik-titik perjalanan inklusi dimana mereka memberikan pengaruh maksimum, penelitian ini memberikan sebuah gambaran situasi lapangan di dunia berkembang. Hal ini mencerminkan sebuah pendekatan berbeda yang fundamental dari program-program inklusi top-down.

Dengan melakukan pemetaan perjalanan seperti yang terjadi di lapangan, the Connectors Project memungkinkan pemerintah, NGO dan bisnis swasta untuk meraih jumlah subjek yang banyak untuk inklusi dan menjawab tantangan nyata yang mereka hadapi.

Menurut Presiden South East Asia for MasterCard Worldwide, Matthew Driver, Selasa (21/4/2015), laporan ini menggunakan pendekatan berpusat pada manusia yang mendalam (in-depth human centred) untuk mempelajari inklusi dengan meminta kepada orang-orang yang telah bertransisi dari yang sebelumnya tidak memiliki akses secara finansial untuk kemudian berpartisipasi di dalam ekonomi formal, dan bagaimana mereka dapat memasuki ekosistem ekonomi, dan yang lebih krusial, siapa yang telah membantu mereka selama perjalanan tersebut.

''Kami menemukan bahwa jaringan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemakmuran di Indonesia. Dengan mengidentifikasi pola dasar konektor kunci, proyek penelitian ini memberikan pandangan bagaimana para NGO, pemerintah dan sektor swasta dapat memberikan dampak terbesar dalam perjalanan individu untuk mencapai inklusi ekonomi dan kesejahteraan,''ujarnya.

Seiring dengan langkah Indonesia terus melakukan inovasi dan inisiatif-inisiatif inklusi ekonomi skala besar, MasterCard telah menempatkan nama-nama dan gambaran orang-orang yang berperan dalam perjalanan tersebut. Salah satu transisi/perjalanan yang dipelajari oleh MasterCard adalah kehidupan Imas, di mana karena situasi ekonomi ia harus mulai bekerja dari usia sangat dini.

Dengan bantuan dari saudaranya, pada umurnya yang ke-10, Imas pindah dari desa ke Jakarta. Saudara dari Imas tersebut berperan sebagai The Migrator dalam perjalanan Imas. Ia menyediakan Imas kontak awal untuk memberikan kesempatan bekerja sebagai pekerja rumah tangga.

Majikannya melihat bahwa Imas sangat mahir dalam memperbaiki dan menjahit pakaian; Majikannya juga mendorong Imas untuk mengikuti pelatihan dan menyediakan dana awal untuk mengikuti kelas menjahit. Sebagai Mentor bagi Imas, majikannya menunjukkan kepada Imas sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Ia juga mengenalkan Imas kepada pelanggan pertamanya, teman-teman dari majikannya.

Dengan mempelajari keterampilan dan membangun hubungan dengan kelompok simpan pinjam lokal, Imas akhirnya mampu untuk membuka toko jahit sendiri. Salah satu pelanggan terpercaya menyarankan kepada Imas mengenai asuransi jiwa yang bisa menjadi jalan untuk melindungi pencapaian dan masa depan dari keluarga Imas. Pelanggan tersebut berperan sebagai Introducer yang menunjukkan kepada Imas bagaimana pelayanan formal dapat membantu untuk memberikan keamanan terhadap masa depannya. Hingga saat ini, Imas berperan sebagai Mentor untuk saudaranya dan anggota keluarga lainnya. Ia telah menjadi seorang Konektor bagi orang lain.

Penelitian MasterCard yang bertajuk Connectors Project ini menunjukkan antusiasme dan optimisme masyarakat Indonesia terhadap masa depan bangsa mereka, dan meraih peringkat tinggi untuk kualitas hidup. Namun, pada saat yang bersamaan masyarakat juga menyadari adanya hambatan dalam menjaga peluang ekonomi yang sulit untuk dipahami bagi sebagian besar orang Indonesia.

Sekitar tiga perempat (74 persen) dari masyarakat Indonesia mengatakan bahwa kualitas hidup mereka baik atau sangat baik, lebih banyak dari negara lain yang turut disurvei dalam penelitian ini. Namun, lebih dari setengah (55 persen) masyarakat Indonesia yang disurvei menunjukkan bahwa sulit bagi mereka untuk mendapatkan akses ke kredit dan pinjaman. Selain itu, 69 persen dari responden khawatir tentang uang ketika mereka berhutang kepada orang lain. (nos)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927