Ekonomi & BisnisPangsa Aset BPR Terhadap Industri Perbankan 2,36%01-07-2019 Banyuwangi, beritasurabaya.net - Selama triwulan I, pangsa aset BPR konvensional terhadap industri perbankan di Jawa Timur mencapai 2,36 persen. Sedangkan pangsa DPK sebesar 1,67 persen dan kredit 2,13 persen. Meskipun pangsa BPR konvensional relatif rendah namun mencatatkan pertumbuhan volume usaha yang baik sebesar 5,42 persen (yoy) menjadi Rp14 triliun, DPK 6,2 persen (yoy) menjadi Rp9,3 triliun dan Kredit 6,81 persen (yoy) menjadi Rp10,3 triliun. Hal tersebut, menurut Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono, pada kegiatan Evaluasi Kinerja BPR periode Semester I tahun 2019 dan Workshop Penerapan Manajemen Risiko BPR, Senin (1/7/2019), di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Jawa Timur terhadap perbankan dan khususnya BPR masih terjaga dengan baik. “Industri BPR di Jawa Timur diharapkan dapat berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur terutama pada sektor UMKM. OJK akan mendorong pertumbuhan kredit industri BPR di Jawa Timur dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian mengingat NPL BPR konvensional di wilayah Kantor OJK Regional 4 sebesar 8,26 persen,”ujarnya. Heru menegaskan industri BPR dihadapkan pada berbagai macam tantangan dengan tingkat kompetisi yang semakin ketat dan kompleks dengan berkembangnya perusahaan fintech yang memanfaatkan teknologi dalam menawarkan produk dan layanannya. Oleh karena itu, ia meminta agar BPR mampu lebih adaptif dan kreatif dalam mengembangkan produk dan layanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi yang didukung SDM yang kompeten. Seiring dengan perkembangan industri BPR yang ditunjukkan oleh berkembangnya jumlah jaringan kantor serta kompleksitas produk dan aktivitas, OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur mendorong BPR untuk mengimplementasikan manajemen risiko yang dapat disesuaikan dengan kelompok kegiatan usaha dan kompleksitas usahanya. “Melalui sosialisasi dan implementasi SEOJK No.1/SEOJK.03/2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi BPR, diharapkan menjadi salah satu upaya untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan reputasi industri BPR sesuai dengan arah kebijakan pengembangan BPR dalam rangka menciptakan sektor keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta memiliki daya saing yang tinggi,”tambahnya. Heru juga menyampaikan concern mengenai pentingnya penguatan modal bank untuk meningkatkan kapabilitas SDM dan pemanfaatan teknologi informasi agar dapat bersaing di tengah kompetisi yang ketat dan kompleks dan mengingatkan agar BPR mengupayakan sejak dini kewajiban pemenuhan modal inti minimum yang harus dipenuhi pada akhir tahun 2019. (nos) Teks foto : Evaluasi Kinerja BPR periode Semester I tahun 2019 dan Workshop Penerapan Manajemen Risiko BPR pada hari Senin, 1 Juli 2019 bertempat di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi. Foto : Istimewa.
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|