IT & Seluler

Red Hat Ansible Automation Kelola 4 Juta Sistem

19-09-2019

Jakarta, beritasurabaya.net - Red Hat, Inc., penyedia solusi open source terkemuka di dunia, hari ini umumkan bahwa lebih dari empat juta sistem pelanggan di seluruh dunia kini diotomatisasi oleh Red Hat Ansible Automation. Pelanggan-pelanggan tersebut, termasuk Energy Market Company, Microsoft, Reserve Bank of New Zealand dan Surescripts, semuanya menggunakan Red Hat Ansible Automation untuk mengotomatisasi dan mengatur operasi TI mereka, serta membantu memperluas otomatisasi lintas stack TI.

Menurut sebuah artikel blog oleh Chris Gardner dari Forrester Research, yang merupakan penulis The Forrester Wave: Infrastructure Automation Platforms, Kuartal Ke-3 2019, “Otomatisasi infrastruktur bukan hanya on-premise atau di cloud, namun terdapat di ujung tombak dan di setiap lingkungan di antaranya”. Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Red Hat Ansible Automation telah menyediakan satu tool untuk membantu perusahaan dalam mengotomatiskan seluruh operasi dan pengembangan TI mereka, termasuk infrastruktur, jaringan, cloud, keamanan, dan lainnya.

Datacom dan Microsoft, di antara banyak pelanggan lainnya, akan membahas tentang penerapan Red Hat Ansible Automation dan pengalaman mereka dalam mengotomatisasi seluruh perusahaan mereka di AnsibleFest Atlanta yang akan diadakan pada tanggal 24-26 September 2019.

Ansible Business Owner, Red Hat, Thomas Anderson, Kamis (19/9/2019), mengatakan, pada tingkat global telah melihat perusahaan memilih Red Hat Ansible Automation tidak hanya karena kesederhanaan, skalabilitas, dan kompabilitas yang disediakannya. Tetapi juga karena kemampuannya untuk mendorong transformasi budaya dalam perusahaan.

”Kami kini berupaya untuk membuat kolaborasi menjadi lebih mudah antar tim sehingga membantu memecah silo otomatisasi dan menerapkan otomatisasi di seluruh bagian perusahaan,”ujarnya.

Datacom adalah mitra Red Hat terbesar di Selandia Baru, dan ketika Reserve Bank of New Zealand mengumumkan pada bulan November 2013 bahwa mereka melakukan peninjauan strategis terhadap salah satu sistem utamanya, mereka beralih ke Datacom untuk menampung, membangun, mendukung, dan mengoperasikan infrastruktur. Tinjauan tersebut mempertimbangkan persyaratan perusahaan dan industri dari sistem-sistem tersebut untuk mengantisipasi peningkatan substansial yang akan diperlukan selama lima tahun ke depan.

Untuk membantu mengotomatiskan peningkatan yang diperlukan, Reserve Bank of New Zealand bekerja sama dengan Datacom untuk mengimplementasikan Red Hat Ansible Automation. Setelah dua tahun, puluhan ribu baris code dan pembuatan ratusan playbook dan peran, tim telah mengkodekan persyaratan pembuatan dan membangun semua lingkungan yang diperlukan dengan menggunakan Ansible, termasuk server dan aplikasi yang diinstal dengan benchmark kinerja berkelanjutan, fine-tuning dan pengujian ekstensif.

Systems Engineer, Datacom, Joseph Tejal, mengatakan, ketika melihat tool otomatisasi untuk Reserve Bank of New Zealand, dirinya tahu bahwa sistem akan membutuhkan ketersediaan tinggi dan arsitektur yang dapat diandalkan dengan redundansi yang terpisah secara geografis, serta tingkat keamanan dan integritas yang tinggi.

”Pada akhirnya, Red Hat Ansible Automation dipilih karena kemampuan orkestrasi yang dimilikinya. serta kesederhanaan dan efisiensinya yang radikal untuk penyebaran tingkat enterprise multi-tier,”tukasnya.

Hal serupa dilakukan Energy Market Company (EMC), mengoperasikan pasar grosir National Electricity Market of Singapore (NEMS), pasar listrik liberal pertama di Asia. Perusahaan dijadwalkan untuk pembaruan hardware server dan aplikasi untuk penyelesaian intinya dan sistem mesin Market Rules.

Namun, stack proprietary yang menjadi basis pengembangannya telah menua dan membatasi upaya inovasi untuk mendukung aplikasi NEMS yang ditingkatkan sebagaimana diatur oleh peraturan pasar. Untuk mengatasi kebutuhan ini, EMC bermigrasi ke Red Hat Enterprise Linux, Red Hat JBoss Enterprise Application Platform (JBoss EAP), Red Hat Process Automation Manager, dan Red Hat Ansible Automation untuk memfasilitasi integrasi berkelanjutan dan penyampaian berkelanjutan melalui otomatisasi TI.

Senior Vice President, Technology, Energy Market Company, Lau Chee Kiong, menjelaskan operasi perusahaannya sangat bergantung pada TI karena model pasar yang canggih, jumlah data, banyaknya tautan komunikasi dan persyaratan untuk mengoperasikan pasar selama 24 jam setiap hari. “Dengan teknologi Red Hat, kami telah mampu untuk mentransformasi infrastruktur secara digital, mempersiapkan kami untuk pertumbuhan di masa depan di pasar ini, serta memungkinkan kami untuk menyesuaikan skala NEMS System ke atas dan ke bawah dengan mudah sesuai kebutuhan,”tambahnya.

Microsoft tengah mencari tool dan platform untuk memberdayakan para teknisi jaringannya dan membuat mereka lebih produktif dan mampu untuk berfokus pada nilai bisnis yang berkaitan langsung dengan pelanggan. Dengan ratusan insinyur yang tersebar di lebih dari 600 lokasi di seluruh dunia, Microsoft membutuhkan solusi yang mudah dipahami dan sederhana untuk dibagikan di seluruh tim dan lokasi geografis.

Microsoft menerapkan Red Hat Ansible Automation di Azure untuk mentransformasi cara mereka mendesain, membangun, dan menggunakan jaringan TI dalam skala besar. Melalui otomatisasi dengan Red Hat Ansible Automation, perusahaan telah menghemat sekitar 3.000 jam kerja per tahun dan berhasil mengurangi downtime secara drastis.

Software Engineering Manager, Infrastructure and Operations, Network, Microsoft, Bart Dworak, menegaskan, mengadopsi Red Hat Ansible Automation tidak hanya mengubah cara jaringan dikelola, tetapi juga memicu transformasi budaya dalam perusahaan. “Dengan menempatkan otomatisasi di garis depan strategi kami dan bukan sebagai pilihan kedua, kami dapat menyesuaikannya dengan cara yang awalnya kami pikir tidak mungkin. Teknisi kami kini terus mencari cara kreatif untuk menyelesaikan masalah mereka dengan menggunakan Ansible Playbooks,”ujar Bart Dworak.

Surescripts, jaringan informasi kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, mentransmisikan hampir 13 miliar transaksi data kesehatan yang aman setiap tahun, termasuk hampir lima juta resep elektronik setiap hari. Untuk membantu memenuhi tuntutan bisnis yang berkembang, perusahaan memutuskan untuk membagi basis code lama mereka yang amat banyak menjadi microservice untuk merilis fitur dan layanan baru dengan lebih cepat dan lebih sering.

Principal DevOps Engineer, Surescripts, Michael Perzel, menilai, bagi para pelanggannya, agar mereka dapat memberikan layanan yang diperlukan dengan lebih cepat dan efektif kepada para profesional kesehatan dan pasien mereka, sistem yang lambat dan downtime layanan bukanlah suatu pilihan.

”Dengan Red Hat Ansible Automation, kami mampu mengotomatisasi dan menyederhanakan manajemen infrastruktur kami sehingga memungkinkan kami untuk secara dramatis memangkas waktu penyelesaian masalah, mengurangi downtime, dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan kami,”pungkasnya. (nos)

Advertising
Advertising