Nusantara![]() 40 Desa Berisiko Tinggi Terdampak Krisis Iklim09-10-2022 Palu, beritasurabaya.net - Pada September lalu, tepat empat tahun pasca bencana di Palu, Sigi, dan Donggala, Save the Children merilis hasil Asesmen Pemulihan Pasca Bencana di Sulawesi Tengah. Hasilnya, hanya kurang dari 15 persen rumah tangga yang sudah pulih sepenuhnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Kondisi masyarakat semakin parah akibat perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Saat ini, 40 desa di Sulawesi Tengah berisiko tinggi terdampak krisis iklim; 9 kabupaten rawan banjir dan longsor, termasuk Palu, Sigi, dan Donggala. Di Donggala, banjir rob masih mengkhawatirkan dari waktu ke waktu dan mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti kegiatan ekonomi hingga akses anak-anak ke sekolah. Lebih jauh lagi, hanya 45 persen rumah tangga yang memiliki fasilitas WASH (sumber air minum dan toilet) yang memadai. Kondisi ini membuat masyarakat di Donggala semakin rentan terpapar penyakit menular–salah satu penyebab utama stunting. Sementara itu, Sigi menghadapi sistem irigasi yang terganggu dan kelangkaan air menjadi tantangan masyarakat. Hanya 50 persen rumah tangga di Sigi yang memiliki fasilitas air dan sanitasi yang baik. Belum lagi, masyarakat Sigi harus menghadapi banjir yang mengganggu area perkebunan dan menjadi penyebab kegiatan pertanian di Sigi belum pulih sepenuhnya. Riziq (18), salah satu anggota Child Campaigner Sulawesi Tengah yang tinggal di Kabupaten Sigi, membenarkan hal tersebut. Pada September lalu, desa tempat Riziq tinggal terendam banjir karena curah hujan yang tinggi. “Berangkat dari masalah-masalah lingkungan ini, Save the Children menggerakkan anak-anak di Sulawesi Tengah agar memiliki kesadaran yang kuat tentang bahaya krisis iklim. Misalnya, pada Mei lalu, kami memfasilitasi inisiasi anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Sulteng dan Forum Anak Labean untuk melakukan aksi bersih pantai dan tanam bakau di Pantai Mapaga, Kabupaten Donggala. Hari ini, mereka menginisiasi Pentas Seni Krisis Iklim di Palu,” jelas Media & Brand Manager Save the Children Indonesia, Dewi Sri Sumanah, Minggu (9/10/2022). Teks foto : Dalam Pentas Seni Krisis Iklim tersebut, akan ada beberapa penampilan seperti musikalisasi puisi, pembacaan puisi dan monolog, serta diskusi mengenai krisis iklim bersama anak-anak. Foto : Istimewa.
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|