Kuliner

Gulaku Peduli Pelestarian Jajanan Tradisional

16-05-2016

Jakarta, beritasurabaya.net - Kuliner merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat. Menilik jajanan tradisional, sama halnya dengan membaca kultur masyarakat Indonesia dengan ragam kebudayaannya. Beragam jajanan tradisional biasanya terkait dengan upacara adat. Perkembangan selanjutnya, jajanan ini dibuat tak hanya untuk kepentingan upacara tetapi menjadi bagian dari panganan sehari-hari.

Seperti kue mata kebo dari Yogyakarta. Kue ini terbuat dari tepung ketan yang berisi unti (parutan kelapa bercampur gula merah) berwarna merah dan hijau kemudian disiram dengan adonan putih yang terbuat dari tepung beras. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus. Dinamakan mata kebo lantaran bentuknya yang seperti mata. Namun, di Jawa Timur, kue ini lebih dikenal dengan sebutan cocor bebek.

Lain ceritanya dengan kue grendul cilacap. Kue khas dari Cilacap, Jawa Tengah ini selain untuk pelipur dahaga juga mengandung unsur filosofi hidup orang Jawa. Pada jenang grendul, bahan-bahannya terdapat tepung gaplek, air santan kelapa, gula tebu, kemudian tepung gaplek (pati telo) dibuat brendul-brendul atau bulat-bulat yang selanjutnya disebut grendul.

Apabila diaduk grendulnya berputar mengikuti arah adukan. Disinyalir hal tersebut memiliki makna untuk memutar roda kehidupan. Jadi jenang grendul ini menggambarkan makna kehidupan itu seperti cakra penggilingan atau seperti roda yang berputar kadang di atas dan di bawah atau naik turun.

Gulaku sebagai salah satu produk nasional kebanggaan Indonesia, melihat betapa pentingnya untuk melestarikan kekayaan bangsa yang salah satunya terwujud dalam keanekaragaman kuliner Indonesia yang kaya akan cita rasa dan cerita. Untuk itu, Gulaku tergerak untuk turut melestarikan jajanan tradisional Indonesia melalui program "Jajanan Manis Bersama GULAKU" dengan kegiatan gebrak pasar tradisional dan ke komunitas perempuan lainnya.

Menurut Communication Officer Gulaku, Fiter Cahyono, Senin (16/5/2016), program ini berlangsung selama bulan Mei-Agustus 2016 di sejumlah pasar tradisional Jabodetabek seperti Pasar Lenteng Agung, Pasar Ciracas, Pasar Embrio, dan Pasar Musi dan juga beberapa kelurahan di sekitar pasar.

"Ini merupakan kepedulian Gulaku untuk ikut ambil bagian dalam melestarikan warisan kuliner asli Indonesia agar tidak pudar diterjang serbuan makanan internasional,"jelas Fiter.

Makanan tradisional yang akan dipromosikan antara lain, kue mata kebo, amparan tatak, kue sikaporo, putri kandisi, kue awuk-awuk, kue lumpang, lapek bugis, dan lain-lain. Hampir setiap daerah memiliki penganan khas.

"Masyarakat harus digelorakan untuk mengonsumsi jajanan milik sendiri, di tengah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), kuliner warisan leluhur dapat bersaing dengan makanan asing lainnya. Jajanan tradisional tidak sekadar nikmat dan mengenyangkan, namun mengandung filosofi adiluhung,"tutur Fiter Cahyono.

Lebih jauh Fiter Cahyono mengungkapkan, tujuan program ini untuk melestarikan jajanan tradisional Indonesia dan mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan menghargai kuliner nusantara yang tidak ternilai harganya agar tetap hidup ditengah masyarakat Indonesia sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari budaya luhur bangsa.

"Selain itu harapannya melalui kegiatan ini, Gulaku dapat membantu meluruskan pemahaman masyarakat awam tentang gula,"pungkas Fiter Cahyono.

Gulaku Peduli

Dengan maraknya berbagai jajanan modern yang tersedia saat ini, Gulaku percaya bahwa kuliner Indonesia harus mendapatkan tempat yang sejajar bahkan lebih tinggi dari jajanan populer lainnya yang berasal dari luar negeri. Untuk itu, Gulaku mengajak segenap elemen masyarakat bergandeng tangan terus menghidupkan makanan tradisional. Kondisi seperti ini menjadi tantangan jajanan tradisional untuk bisa tetap menunjukkan eksistensinya. Melestarikan budaya kuliner asli Indonesia harus diturunkan dari generasi ke generasi.

Sehubungan dengan itu, promosi diharapkan merata keseluruh kalangan dan akan dimulai dari kaum perempuan, khususnya Ibu-Ibu, sebagai agen penggerak pelestari kuliner Nusantara untuk lebih memperkenalkan jajanan manis khas Indonesia yang terkenal dengan cita rasanya kepada keluarga.

Selain itu, memilih bahan pangan yang berkualitas dan alami akan menghasilkan kue bercita-rasa sempurna, aman dikonsumsi, dan penampilannya pun cantik sehingga menggugah selera. Target utama program ini adalah seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya Ibu-ibu karena merupakan influencers paling efektif dalam keluarga dan masyarakat sekitar.

Selain melestarikan jajanan manis khas Indonesia, program "Jajanan Manis Bersama Gulaku" juga dipersembahkan sebagai bentuk kepedulian kepada para mitra di pasar tradisional. Sebagai "Gula Rakyat", Gulaku ingin mendorong ibu-ibu untuk kembali ke pasar tradisional melalui program Grebek Pasar dalam bentuk demo masak jajanan khas tradisional, kompetisi memasak antar komunitas ibu-ibu, dan kampanye untuk membeli produk lokal berkualitas. Jadi, ini juga sekaligus turut mendukung program pemerintah "Gerakan Ayo Kembali ke Pasar Tradisional".

Dari sisi kualitas bahan pangan, kegiatan kunjungan ke komunitas ibu-ibu juga merupakan bagian dari edukasi masyarakat. Gulaku ingin mengomunikasikan bahwa penggunaan gula murni Gulaku berkualitas akan sangat mempengaruhi rasa, tampilan dan kualitas jajanan tradisional.

Hasil akhir jajanan lebih enak, berpenampilan menarik, dan aman dikonsumsi. Sebab Gulaku memiliki rasa manis alami sesuai dengan cita-rasa lidah Indonesia. Gula alami Gulaku memang bahan dasar yang tepat untuk bahan makanan apa pun. Ini juga kampanye untuk mengonsumsi bahan pangan bersih dan alami tanpa bahan pengawet ataupun perwarna.

Tentang Gula

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok sebagai pemanis makanan maupun minuman. Pemanis itu sendiri ada dua yaitu, pemanis alami terbuat dari tebu alami menjadi gula, dan pemanis buatan seperti terbuat dari sakarin, jagung, bit, dan bahan-bahan lain. Pemanis buatan atau sakarin dapat memberikan efek negatif seperti menyebabkan diare, alergi, pusing, dan iritasi kulit.

Sedangkan Gulaku merupakan pemanis alami karena terbuat dari 100 persen gula tebu yang hanya mengandung bahan alami sehingga aman dikonsumsi langsung dan tidak memberikan efek negatif.

Di Indonesia, pemakaian gula lazim sebagai bahan pemanis alami untuk membuat kue, jajanan tradisional, cookies, cake, dan banyak lagi. Dibandingkan gula lain, kualitas Gulaku telah teruji karena terbuat dari 100 persen tebu alami, murni, bersih, dan berkualitas tinggi. Gulaku juga tidak mengandung zat pemanis buatan, pengawet ataupun perwarna dalam proses pembuatan.

Untuk menjaga kemurnian, Gulaku dikemas secara higienis melalui proses pengepakan berteknologi tinggi dan tidak tersentuh tangan manusia, sehingga gula yang dihasilkan dijamin bebas dari kontaminasi apa pun dan bermutu sangat tinggi.

Gulaku menerapkan mekanisme quality control sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan International Standard Operation (ISO). Hal ini berbeda dengan kondisi "gula kiloan" yang melewati proses pengemasan secara manual sehingga rawan kontaminasi. Selain itu, di pasaran juga beredar gula mentah (raw sugar/gula biang) yang dikemas secara kiloan.

Gula mentah dalam artiannya hanya mengalami 1x proses penyaringan dan belum layak dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan batuk dan sakit leher. Proses pengemasan gula kiloan di pasaran pada umumnya dilakukan secara manual, sehingga sulit dijamin kebersihan dan higienitasnya dan bisa saja ada kotoran atau kontaminasi material lainnya masuk ke dalam gula dan terkonsumsi masyarakat. Selain itu, pengemasan manual banyak mengakibatkan timbangan yang tidak akurat dan merugikan konsumen.

Gulaku hadir dalam berbagai macam ukuran kemasan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Takarannya pun pas untuk berbagai makanan dan minuman bermutu tinggi dan higienitasnya tidak perlu diragukan lagi. Hasil gula dari Gulaku melalui proses empat tahap produksi untuk menjamin kebersihan, higienitas, kemurnian, dan alami. (nos)

Teks foto :

Jenang Grendul Cilacap mengandung unsur filosofi hidup orang Jawa.

Foto : Istimewa.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927