Wisata & Budaya

Tarik Wisman, Gelar Banyuwangi Etno Carnival

05-09-2011

Banyuwangi, beritasurabaya.net - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berupaya, mendatangkan kalangan turis asing ke wilayah yang berjuluk Sunrise of Java. Salah satu upaya itu adalah dengan menggelar Banyuwangi Etno Carnival atau BEC, karnaval yang akan mengekspolitasi kesenian daerah Banyuwangi, Gandrung itu, tidak sama dengan karnaval yang selama ini sudah eksis di daerah lain.

"Kami tidak akan memboyong Jember Fashion Carnaval (JFC) ke Banyuwangi yang sudah kaya seni-tradisi, karena konsepnya memang bedn. Namun kami bekerjasama dengan JFC, untuk mengelola karnaval serta masuk dalam jaringan internasional yang dimiliki JFC," kata Subari Sofyan, Penata Tari Banyuwangi, saat bertemu langsung dengan Anggota Group Gesah Cara Using Banyuwangenan Aselai di jejaring sosial Facebook. Ajang Halal Bihalal komunitas di dunia maya itu, seakan menjadi ajang klarifikasi.

Seniman Banyuwangi yang terlibat pada BEC. Sebelumnya di forum Gesah sudah dibahas tentang rencana Pemkab Banyuwungi itu, tetapi kebanyakan anggota forum tidak setuju. Mereka meminta Pemkab membatalkan rencana yang menydot anggaran Rp. 700 juta dari APBD itu. "Daripada dana dihambur-hamburkan untuk kegiatan yang tidak punya akar budaya, lebih baik membesarkan serta memperbaiki kualitas “Festival Kuwung” yang digelar setiap bulan Desember pada Hari Jadi Banyuwangi," tulis anggota Forum Gesah.

Bahkan Sumono Abdul Hamid, pensiunan Krakatau Steel yang juga Putra Banyuwangi Asli, secara khusus memberi ulasan panjang tentang rencana Pemkab Banyuwangi itu. Menurut Sumono, niat mendatangkan turis asing jika dilaksanakan pada bulan Oktober itu sangat sulit, karena saat itu bukan hari libur. "Para wisatawan manca negera itu, selalu menrencanakan kepergiannya jauh sebelumnya. Jika ini direncakan secara mendadak, target untuk mendatangkan turis sebanyak-babnyaknya sangat sulit terwujud," kata pemilik Blog www.pangulan.worldpress.com ini.

Dalam Bahasa Using campuran, Sumonono memberi alternatif jika akan menggelar Karnaval di Banyuwangi. "Kari sekaken…. kari sing duwe Visi……kadung berdasar sejarah Blambangan, ono pilihan (Kasihan sekali, tidak punya visi, kalau berdasarkan sejarah Blambangan, ada (sejumlah) pilihan…..Carnival bertema Fauna……( ini berdasar lambang Blambangan KEBO Mas) Carnival bertema Flora ( ini mengingat Blambangan adalah pusat logisik Majapahit)…..Carnival bertema bangsa yang menjalin hubungan dan bermukim di Blambangan, Portugis, Inggris, Belanda, Arab( Yaman) ,China , Bugis, Palembang ( Bengkolen) , Jowo, Medura, Bali……Maluku, karena ada kerajaan di Maluku arane Hitu, yang mengaku masih keturunan Sunan Giri…….lan iki masih mungkin meminta partisipasi dulur kang magih exist ring Banyuwangi ….Insyaalah siap” (dan ini masih memungkinkan meminta partisipasi saudara yang masih ada di Banyuwangi).

Pertemuan Forum Gesah Cara Using Banyuwangen Aseli di Studio Seni Lukis S Yadi K Bakungan, Banyuwangi berjalan akrab. Sajian menu makan siang dan camilan, juga khas ala kampung Banyuwangi.

"Saya minta, kalau menggelar Karnaval atau kegiatan itu menggunakan Bahasa lokal saja. Seperti Karnaval, kan ada bahasa Using-nya Arak-arakan," kata Hasan Basri, Anggota Dewan Kesenian Blambangan yang juga penyusun Kurikulum Pelajaran Bahasa Using.

Kritik yang sama, juga disampaikan Kang Ju (Juwono), juga seorang guru. Bahkan menurut Kang Ju yang sudah malang melintang di duni seni pertunjukan dan rekaman Banyuwangi ini. Jangan sampai BEC justru menjadi asing di tempat pelaksanaan sendiri. "Kalau gagasan awal dari kegiatan yang digelare orang lain, kemudian orang itu diboyong ke Banyuwangi untuk membidani lahirnya kegiatan serupa. Ini yang menjadi kekawatiran kami, akan hilang nuansa Banyuwangine," kata Kang Ju.

Namun di tengah kritik tajam, kadang menjurus ke gender ini, para seniman yang terlibat sangat meminta dukungan dari warga Banyuwangi. Menurut Subari yang juga didukung oleh Hasnan Singodimayan, masyarakat diminta jangan apriori dulu terhadap sinyalemen yang belum jelas.

"Beri waktu dului kami, untuk mewujudkan kegiatan itu. Bila ada kritik sepedas apapun, akan kami terima," kata Hasnan, Budayawan plat merah, karena kedekatannya dengan siapapun Bupati di Banyuwangi.

Namun yang jelas, ide awal digelarnya BEC adalah setelah melihat keberhasilan JFC. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang melihat banyak tamu menginap di Kalibaru, perbatasan dengan Jember. Kemudian berpikir, kenapa tidak digelar kegiatan serupa yang mengangkat potensi Banyuwangi secara profesional.

"Makanya kita kontrak dengan JFC untuk menularkan ilmunya dalam bidang karnaval. Bila dirasa sudah mahir, kita akan gelar sendiri," kata Samsudin Adlawi, salah satu tim penggagas BEC dalam kesempatan lain.

(wan/sen)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927