Tradisi Lisan Jawa Timur Diseminarkan
13-09-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jawa Timur bekerjasama dengan Taman Budaya Jawa Timur hari Selasa ini (13/9) menggelar seminar Potensi Tradisi Lisan Jawa Timur di gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur, Jl Gentengkali 85 Surabaya.
Prof. Ayu Sutarto dari Universitas Jember yang juga ketua ATL Jawa Timur menjadi pembicara dengan topik Kekayaan Potensi Tradisi Lisan di Jawa Timur, sedangkan Prof. Henricus Supriyanto, ketua Dewan Kesenian Kab. Malang berbicara mengenai Tradisi Lisan dalam Kesenian di Jawa Timur.
Menurut Henri Nurcahyo, sekretaris ATL Jawa Timur, tradisi lisan dapat menjadi kekuatan kultural dan salah satu sumber utama yang penting dalam pembentukan identitas dan membangun peradaban. Bahwa tradisi lisan merupakan salah satu deposit kekayaan bangsa untuk dapat menjadi unggul dalam ekonomi kreatif.
Tradisi lisan bukan hanya soal bahasa (lengkap dengan beragam dialeknya), tetapi juga mencakup sastra lisan, seperti mite, legenda, dongeng, hikayat, mantra, dan puisi serta berbagai bentuk seni pertunjukan. Bahkan juga termasuk sistem kognitif masyarakat, seperti adat istiadat, sejarah, etika, obat-obatan, sistem geneologi, dan sistem pengetahuan yang dituturkan secara turun-temurun di nusantara.
Namun realitanya posisi tradisi lisan masih terpinggirkan, potensinya masih terabaikan, dan masih banyak yang menganggap bahwa tradisi lisan hanyalah peninggalan masa lalu yang hanya cukup menjadi kenangan manis belaka. Tradisi lisan seolah-olah tidak relevan lagi dengan kehidupan modern yang semakin melaju sangat cepat selama ini.
Kemajuan teknologi ternyata tidak disikapi secara arif sehingga semakin meminggirkan posisi tradisi lisan. Tradisi lisan berupa dongeng, kegenda,mitos dan sebagainya seringkali dianggap fiktif, padahal sangat terbuka kemungkinan besar untuk membuktikan bahwa dongeng, mitos, dan legenda itu merupakan fakta yang kebetulan tidak dituliskan. Pembuktian semacam itu tidak mungkin dilakukan ketika ilmuwan dan peneliti Indonesia apriori terhadap kebenaran tradisi lisan secara ilmiah. Dibutuhkan dekonstruksi sikap tentang status tradisi lisan dalam khazanah dunia ilmiah Indonesia. (hid)