Bahasa Jawa Banyak Ajarkan Petuah
28-11-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Bahasa Jawa banyak mengajarkan petuah yang memiliki kedalaman makna. Bahasa Jawa juga menjadi inspirasi bagi Bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil Mendikbud bidang Kebudayaan Prof Wiendu Nuryanti, Senin (28/11/2011), di sela pembukaan Kongres Bahasa Jawa ke-5 (KBJ5) yang diikuti ratusan peserta termasuk Slamet Paul Sumoharjo peneliti Bahasa Jawa dari Suriname dan Geroge Quinn peneliti Bahasa Jawa dari Australia.
Menurut Wiendu, Bahasa Jawa dikenal halus, santun, dan berkedalaman makna, karena banyak petuah dan ajaran yang akhirnya menjadi inspirasi dalam kehidupan keseharian dan kehidupan berbangsa/bernegara.
Dalam pembukaan KBJ5 yang juga dihadiri Gubernur Jatim Soekarwo, perwakilan provinsi Jatim, Jateng, dan Yogyakarta, serta kesultanan dari Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon itu, Wamendikbud mencontohkan sejumlah petuah Jawa. Misalnya, Bhinneka Tunggal Ika, Hana Dharma Mangruwa yang maknanya mengajarkan pada kita bagaimana kita berbeda tapi tetap satu. Bagaimana menghargai perbedaan dan tenggang rasa walau kita beragam.
''Petuah Sugih Tanpa Bondho (Kaya tanpa Modal) yang mengajarkan kekayaaan material itu bukan segalanya, melainkan kekayaan spiritual itulah yang utama. Atau, petuah Nglurug Tanpa Bondho, Menang Tanpa Ngasorake yang mengajarkan kemenangan tanpa mempermalukan,''paparnya.
Hanya sayangnya, semua petuah itu mulai diabaikan seiring dengan kecenderungan peran bahasa daerah yang tenggelam akibat penggunaan bahasa nasional dan juga bahasa asing. Untuk itu, ia berharap KBJ5 akan menelurkan rekomendasi tentang strategi pengembangan bahasa dan budaya Jawa untuk ditanamkan sejak dini kepada generasi muda.
Sementara itu, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH MHum mengatakan, di antara ribuan bahasa di dunia, bahasa Jawa telah menjadi bahasa dengan peringkat ke-11 untuk penutur bahasa terbanyak.
Soekarwo menilai Jawa itu bagian penting dari Indonesia, karena itu harus memberi solusi. ''Njawani itu bukan menjadi Jawa, tapi mengerti dengan etika dan moral,''pungkasnya. (bsn-ai)
