Waspadai Ternak Jateng, NTB dan NTT
01-11-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Surabaya harus waspadai hewan kurban kiriman Jateng, NTB dan NTT. Sebab di tiga titik itu sudah terindikasi jika hewan kurbannya terjangkit penyakit antrak. Karena itu, untuk mewaspadai serangan itu, pihak Dinas Pertanian Surabaya selalu melakukan pemeriksaan hewan kurban yang masuk Surabaya.
Selama hewan kurban asal daerah lain tak dilengkapi surat sehat yang dikeluarkan institusi yang berhak di daerah asalnya, maka tak akan diterima. Hewan itu pun harus dikembalikan ke daerah asalnya.
Guna mengantisipasi penyebaran penyakit antrak, Dinas Pertanian pun sudah melakukan pemeriksaan sejak Selasa (1/11/2011) sampai H-2 Idul Adha yang jatuh pada 6 Nopember 2011. Dinas ini bekerja sama dengan Dinas Pertanian Jatim serta Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan UMK. Sebanyak 112 personel diterjunkan guna memeriksa hewan kurban yang dijual di Surabaya.
Dari hasil pemeriksaan hari pertama, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Surabaya Meita Irene Woworr menegaskan jika hewan kurban di Surabaya bebas dari penyakit. "Kita sudah melakukan pemeriksaan, dan tak ditemukan adanya hewan kurban yang dijual dalam keadaan sakit. Kita harapkan, hal itu terus terjaga sampai Idul Adha," tukas Meita.
Meita juga menyarankan kepada pembeli untuk lebih teliti dan berhati-hati. Jika terkena antrak, memang sulit untuk menelitinya secara kasat mata. Tapi biasanya, hewan yang terkena antrak, tiba-tiba mati. Saat mati, dari beberapa lubangnya seperti lubang hidung, mata, telinga dan dubur, bisa mengeluarkan darah. Saat hidup, hewan ini seperti hewan sehat.
Jika tak terkena antrak tapi hewan itu sakit, bisa diketahui dari sorot matanya. Kalau sinar matanya cerah dan tak ada kotoran di sekitar mata, berarti hewan itu sehat. Lalu bisa dilihat juga dari kondisi bulu rambut, jika bulunya bersih tak ada gumpalan, mengkilat dan halus bisa dipastikan hewan itu sehat. Bila dilihat dari gerakannya, jika hewan itu lincah dan saat didekati, selalu menghindar. Kalau diam, selalu dukuk, tampak lemes dan tak ada nafsu makan, hewan itu sakit. (ries)