Pengusaha Masih Nekad Reklamasi Pantai
17-02-2011
beritasurabaya.net - Reklamasi pantai di kawasan pantai timur Surabaya, sudah disoroti dewan hingga keluar rekomendasi untuk melarang pengurugan pantai tersebut.
Namun kenyataannya, di lapangan masih saja terjadi aktivitas pengurugan pantai tersebut.
Sebelumnya, Komisi C DPRD Surabaya sudah pernah memanggil Pakuwon Group yang melakukan reklamasi pantai di Kalisari Damen, Kecamatan Mulyorejo. Reklamasi itu digunakan untuk hunian berupa pembangunan apartemen. Namun pihak Pakuwon justru menyanggah jika yang dilakukan pihaknya adalah reklamasi pantai. Pihaknya mengaku membeli lahan tambak warga, bukan reklamasi.
Ternyata sampai saat ini, aktivitas itu berlanjut. Warga Keputih pun mengakui jika praktek reklamasi itu terus dilakukan. Aksi itu bukan langsung dengan cara mengurug pantai, tapi melalui tangan warga yang menjadikan pantai sebagai areal tambak.
Diakui seorang warga setempat, Hanafi.
Menurut dia, setiap hari ada saja truk pengangkut tanah urugan melewati kampungnya. Padahal, lanjut Hanafi, dengan adanya pengurugan pantai, justru membuat tangkapan nelayan menurun.
"Dulu urugan itu terang-terangan. Sekarang, malah memberdayakan warga dengan cara mengavling pantai untuk dijadikan tambak. Aparat kampung pun dilibatkan. Setelah jadi tambak, lalu dijual ke pengusaha. Dengan demikian, bukan pengusaha yang dituding melakukan reklamasi melainkan warga," ujar Hanafi, Kamis (17/2/2011).
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf dan beberapa anggota dewan meminta menghentikan penguruGan kawasan pantai tersebut. Musyafak bahkan rela datang ke lokasi pembangunan apartemen untuk memastikan apakah proses reklamasi tersebut melanggar atau tidak.
"Kalau dilihat dari posisi bangunannya, memang memakan kawasan pantai, dan ini harus dihentikan," kata Musyafak.
Sayangnya larangan itu seolah tak digubris pemilik modal. Buktinya, warga mengaku masih ada saja aktivitas pengurugan pantai untuk dijadikan tambak. ries/bsn
Foto : Musyafak Rouf
