Peristiwa

FAM Unair Arak Bendera 54 Meter

04-07-2011

Surabaya, beritasurabaya.net - Forum Advokasi Mahasiswa (FAM) Universitas Airlangga (Unair) menggelar aksi pengarakan Bendera Merah Sepanjang Putih 54 Meter dan penutupan jalan Airlangga depan pintu masuk kampus B Unair selama 54 Menit 54 detik, Senin (4/7/2011) siang.

Aksi yang di pimpin koordinator aksi Dani Samuel ini mengambil Angka 54 yang merupakan simbol nasionalisasi Unair tahun 1954. Menurut Dani, beberapa waktu ini telah dilangsungkan proses verifikasi data maba Unair yang diterima lewat jalur SNMPTN.

Bagi sebagian mahasiswa yang tidak lolos SNMPTN banyak yang memilih seleksi jalur mandiri agar bisa masuk Unair, tentunya dengan resiko biaya masuk yang lebih sensasional daripada jalur SNMPTN. Walaupun sampai saat ini tidak ada transparansi mengenai kebenaran defisit anggaran Unair, skema baru kenaikan biaya dengan sistem proporsional yang tetap sangat memberatkan para mahasiswa baru, masih tetap di jalankan.

Hal tersebut terbukti ketika para mahasiswa baru melakukan verifikasi data (bukan pendaftaran ulang) yang menentukan besaran nominal yang di harus di bayar mahasiswa baru dengan sistem proporsional tersebut. Banyak orang tua mahasiswa baru yang mengeluh dengan sistem tersebut yang tetap saja membebankan biaya SP3 (Uang Gedung) yang sangat mahal kepada mahasiswa.

Apalagi pembayaran SP3 ini harus tunai dan tidak boleh dicicil, sehingga beberapa orang tua mahasiswa merasa keberatan untuk melunasinya. Bilamana orang tua mahasiswa tidak mempunyai uang, pihak birokrasi Unair hanya memberikan tawaran agar para orang tua meminjam uang dari bank untuk melunasi biaya masuk tersebut. Inilah wajah kampus Unair yang katanya Pro Poor (Pro keluarga miskin), sangat arogan memaksa calon mahasiswa untuk membayar di luar kemampuannya.

’’Berdasarkan kondisi diatas, kami kemudian membuat aksi simbolis Pengarakan Bendera Merah Putih 54 Meter. Bendera sepanjang 54 meter ini adalah untuk melambangkan tahun diresmikannya Unair oleh Presiden pertama Indonesia Bung Karno, yang sejarahnya berasal dari dua lembaga pendidikan kolonial Belanda bernama NIAS dan STOVIT yang dinasionalisasi oleh para pejuang kemerdekaan untuk kepentingan rakyat di sektor pendidikan,’’papar Dani.

Aksi simbolis ini bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa nasionalisasi Unair tahun 1954 bukanlah ingin menjadikan kampus Unair ini sebagai kampus yang mahal, namun menjadikannya kampus yang terjangkau oleh semua kalangan rakyat. Namun sayangnya, amnesia sejarah ternyata masih tetap terjadi.

Dalam aksi ini, FAM Unair menyampaikan tuntutan, yakni Pejabat Unair, Menteri Pendidikan Nasional dan Pemerintahan SBY-Boediono, dituntut segera membatalkan kenaikan biaya pendidikan di Unair karena kebijakan tersebut adalah simbol pelupaan dan pengkhianatan sejarah perjuangan nasionalisasi Unair dari tangan Kolonial Belanda. Kasus kenaikan Biaya SP3 di Unair semakin menunjukkan tentang bahaya neoliberalisme Pendidikan yang pasti akan diikuti dengan kenaikan biaya kuliah, Pemadatan Kurikulum, pungutan liar dalam dunia pendidikan. Serta tuntutan untuk menghancurkan Neoliberalisme yang terbukti hanya akan membawa keuntungan bagi segelintir orang dan sebaliknya akan menyengsarakan banyak orang. (bsn-ai)

Teks foto :

- Aksi FAM Unair mengarak bendera Merah Putih 54 meter

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927