Hukum & KriminalPeserta Bintek Fiktif, Dekati Kebenaran20-07-2011 Surabaya, beritasurabaya.net - Proses penyidikan soal penyelenggaraan bimbingan teknis (Bintek) ada yang fiktif, semakin mendekati kebenaran. Selain nama peserta yang palsu (titip absen), lama pelaksanaan kegiatan juga tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Untuk kegiatan yang dijadwalkan berlangsung tiga hari misalnya, ternyata para anggota DPRD hanya mengikutinya sehari. Selebihnya, waktu dihabiskan untuk perjalanan dan persiapan pulang. Misalnya, ketika kegiatan dijadwalkan Senin pagi, maka anggota DPRD baru berangkat sore hari atau malamnya. Sementara acara inti baru dilaksanakan Selasa pagi. Sore harinya mereka sudah bertolak pulang. Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Edi Budi Prabowo tidak membantah model kegiatan bintek semacam itu. Namun dia menampik jika hal itu dikatakan fiktif. Politisi partai Golkar ini bersikukuh jika kegiatan tersebut tetap dihitung tiga hari. ''Namanya perjalanan dinas memang seperti itu. Jadi mulai berangkat sampai pulang tetap dihitung, meski tidak sampai 24 jam penuh. Jadi bukan kok hanya tiga jam saja seperti yang ditudingkan selama ini,''katanya, Rabu (20/7/2011). Disinggung mengenai nama-nama peserta yang hanya titip absen saja, Budi mengaku tidak tahu. Sebab jadwal pelaksanaan bintek kadang tidak sama antara komisi satu dengan yang lain. ''Kalau di komisi saya (komisi D) semua ikut. Hanya jumlahnya tidak sama. Ada yang tujuh kali, 10 kali atau bahkan 15 kali. Saya tidak tahu kalau di komisi lain,''bebernya. Pria yang akrab disapa Edi Mbun ini mengakui jika pada tahun 2010 kegiatan bintek dijadwalkan hingga 12 kali. Namun dalam perubahan rencana kerja (Renja) pada saat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) kegiatan ditambah hingga 18 kali. Budi mengungkapkan, polisi telah menemukan fakta-fakta baru dan menarik dalam pemeriksaan kemarin. Namun dirinya enggan membeberkan temuan yang dimaksud. Berbeda dengan Budi, Sekretaris komisi D Junaedi enggan berkomentar banyak atas hasil pemeriksaan kemarin. Politisi Partai Demokrat ini hanya mengaku jika materi pemeriksaan dirinya sama dengan anggota dewan yang lain. Sama dengan Musyafak, Budi dan Junedi diperiksa penyidik dengan 40 pertanyaan. Materinya juga hampir sama. Yakni seputar renja, hingga pelaksanaan. Meski demikian, proses pemeriksaan kedua legislator ini relatif lebih cepat dibanding Musyafak Rouf Selasa lalu. Sebab dia hanya diperiksa selama sembilan jam. Selain dua wakil rakyat tersebut mantan Sekretaris Dewan (Sekwan), Abu Chazim Latief juga ikut diperiksa dalam kasus ini. Pria yang sudah pensiun sejak 1 Oktober 2010 ini mengaku dirinya datang sesuai surat undangan yang dilayangkan penyidik. Abu mengaku selama ini pihaknya sudah prosedural menjalankan tugasnya ketika masih menjabat Sekwan. Khususnya dalam melakukan pengecekan administrasi dari seluruh kegiatan dewan. ''Saya memang tidak mengecek ke lokasi tetapi administrasinya saya cek betul,''tuturnya. Terkait kasus dugaan korupsi Bintek kali ini, Abu mengaku tidak tahu. Alasannya kegiatan tersebut berlangsung saat dirinya sudah memasuki masa pensiun. ''Saya memang tahu saat ada perubahan renja. Tetapi saat pelaksanaan saya sudah pensiun,''imbuhnya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Indarto belum bisa berkomentar atas hasil pemeriksaan kemarin. Sebab masih menunggu laporan penyidik. Hanya Indarto memastikan jika usai pemeriksaan sejumlah anggota dewan tersebut, tahapan selanjutnya, polisi akan ekspos ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ekspos hasil dari proses penyelidikan hingga penyidikan akan dilakukan tim Unit Pidkor Polrestabes Surabaya pada hari, Kamis (21/7/2011) besok bersama dengan BPK. (bsn-ai)
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|