Pegawai Sudutkan Kartika, Dokumen Disita
16-08-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Dugaan korupsi pemutakhiran data kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Surabaya, secara marathon diperiksa Polda Jatim. Beberapa pegawasi di dinas itu juga tak berpihak pada Kepala Dispenduk Capil Kartika Indrayana.
Beberapa pegawai yang diperiksan, informasinya, justru menjawab apa adanya. Seperti terkait masalah penerimaan honor. Dari keterangan pegawai itu diketahui jika hampir semua pegawai di dinas itu tak menerima honor pemutakhiran data kependudukan seperti yang tertuang dalam surat pertanggungjawaban (SPJ).
Pegawai ada yang menerima honor sebesar Rp2,2 juta, padahal dalam SPJ tertulis Rp6 juta. Bahkan ada yang seharusnya menerima Rp40 juta, tapi hanya menerimanya sebesar Rp2,2 juta. Rata-rata pegawai itu mendapat honor sebesar Rp2,2 juta.
"Kalau honor untuk yang ada di kelurahan dan kecamatan, pasti lebih besar lagi. Karena mereka yang menjadi ujung tombak pemutakhiran data," kata sumber tersebut.
Bahkan setelah kasusnya mencuat, diinformasikan jika Kartika juga mendekati anak buahnya unutk menjelaskan adanya komitmen pemotongan honor yang akan diberikan untuk siswa magang. Namun tentu saja pemotongan itu sangat tidak wajar besarannya. Apalagi tak jelas berapa honor yang diterima siswa magang. Kabarnya, untuk tiga bulan, tiap siswa magang hanya dibayar Rp500 ribu.
Sementara di tingkat Satuan Tindak Pidana Korupsi Polda Jatim dikabarkan jika petugas tak mau kehilangan barang bukti. Petugas juga dikabarkan sudah datang ke kantor Dispenduk Capil unntuk menyita barang bukti. Dokumen yang ada di Sekretaris Tim Pemutakhiran data Kependudukan Rudi Hermawan, sudah disita. (ries/bsn)