Urban Farming Solusi Kesulitan Masyarakat
26-02-2011
beritasurabaya.net - Guna mengatasi kesulitan warganya dalam mencari nafkah, sejak beberapa tahun lalu, Pemkot Surabaya menjalankan program urban farming. Teknik pertanian di tengah kota ini lumayan berhasil.
Sudah banyak petani binaan Dinas Pertanian Surabaya yang menikmatinya. Yang diolah pun bervariasi. Mulai dari perikanan, perkebunan dan pertanian. Tak sekadar diberikan penyuluhan cara bercocok tanam atau merawat ternak dan perikanan saja yang diajarkan, permodalan pun diberikan.
Program ini sebenarnya tercetus setelah di Surabaya banyak dilakukan penataan lahan atau penggusuran. Akibat penggusuran dengan memindahkan penduduknya ke pemukiman baru, membuat pemkot harus berpikir. Sebab, perpindahan itu mematikan penghasilan warganya.
Dengan cara urban farming itulah rupanya yang dianggap solusi saat ini.
Pada tahun ini, Pemkot Surabaya akan menggerojok anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk membatu program urban farming. Bahkan pemkot juga akan belajar lebih dalam lagi soal pertanian seperti ini. Negara yang dipilih untuk study banding ini adalah Thailand.
Memang untuk urban farming jenis perikanan ini, tak sepenuhnya berhasil. Masih ada hal yang perlu diealuasi, karena itu dengan study banding ke negara yang lebih pengalaman menjalankan urban farming, diharapkan mendapat masukan yang lebih baik.
Urban farming sendiri sudah dijalankan sejak 2008. Sejak itu, sudah banyak kelompok tani urban farming yang dibentuk. Dari evaluasi yang dilakukan, masih banyak kegagalan untuk mengembangkannya. Seperti karena terbatasnya lahan, namun tetap dipaksakan untuk mengembangkan urban farming, akhirnya gagal.
"Tahun lalu, kira-kira 70 persen sukses, 30 persen gagal," ujar Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian Surabaya Aris Munandar. ries/bsn