Kabid Diskominfo Berbuat Tak Senonoh
29-06-2011
beritasurabaya.net - Salah seorang kepala bidang di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Surabaya, diduga melakukan pelecehan seksual. Pelecehan itu dilakukan terhadap salah satu staf bagian peliputan di tempat itu.
Kepala bidang yang diduga berinisial AD itu, nekad mencium lengan T, wanita yang dalam waktu dekat ini akan menikah. Tentu saja, kejadian memalukan yang dialami T, disampaikan kepada tunangannya. Alhasil, tunangannya marah besar.
Ternyata kelakuan AD tak hanya itu saja. T menceritakan jika AD sudah berkali-kali nekad melakukan aksi pelecehan itu. Seperti berusaha mengintip bagian dada T, sampai hal-hal lainnya. Ini baru diungkapkan T, setelah lengannya dicium AD.
Dikonfirmasi, T membenarkan jika dirinya memang dilecehkan AD. Hal ini juga sudah diceritakannya kepada keluarganya, tentu saja keluarga T marah besar.
Sementara, Kepala Diskominfo Surabaya Chalid Buchari saat dikonfirmasi menjelaskan jika dirinya tak tahu menahu masalah itu. Dia berjanji akan mengkonfirmasi hal itu ke AD.
AD, saat dihubungi wartawan menampik hal tersebut. Dia bahkan menegaskan jika dirinya adalah sosok orang beragama dan tak akan mungkin melakukan pelecehan seperti itu.
"Saya ini orang beragama, untuk apa melakukan hal tersebut. Ini tidak benar mas, saya ini sudah akrab dengan semua orang," ujar AD.
Menariknya, walau menampik kabar tersebut, AD justru mengutus staf wanita di Diskominfo untuk bertemu wartawan di lingkungan Bagian Humas Kota Surabaya. Wanita yang akrab disapa Yun justru mengaku jika hari Sabtu, saat kejadian, dirinya ada di dalam ruangan Diskominfo.
"Saya tahu saat T ingin wawancara bersama teman liputannya yang baru. Wong ruangan kami itu luas, gabung dengan AD, jadi saya tahu kalau tidak terjadi pelecehan apapun. Saya ingin tanya, apakah dicium lengannya di depan banyak orang itu sebuah pelecehan?" tandas Yun.
Yun bersikeras jika atasannya tak serendah itu. Yun hanya memandang jika masalah cium lengan itu adalah hal kecil dan tak perlu dibesar-besarkan. Padahal, merasa dilecehkan atau tidak itu adalah hak korban pelecehan itu sendiri. (ries)
