Tiga Investor Mulai Lirik KBS
18-07-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Tiga investor mulai serius melirik Kebun Binatang Surabaya (KBS). Tiga investor itu yakni Pemkot Surabaya, kelompok konsorsium ibu-ibu dan perusahaan swasta melalui dana ’CSR’-nya. Hal ini disampaikan Ketua Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS Tony Sumampow, Senin (18/7/2011).
Menurut Tony pada wartawan, tiga investor mulai menyiapkan anggaran besar untuk perubahan dan pengembangan KBS menjadi lebih baik. Mereka akan menginvestasikan dananya demi kemajuan KBS seluas 15 hektare tersebut.
Tiga investor tersebut, kata Tony, sudah berkomunikasi dengannya. Dan dari ketiga pihak yang sudah berkoordinasi, hanya kelompok konsorsium ibu-ibu yang menyatakan keseriusannya.
Bahkan sekumpulan ibu-ibu yang berasal dari beberapa kota tersebut, sudah bersedia memberikan uangnya saat ini juga. ’’Malahan mereka siap kalau diharuskan kucurkan dananya sekarang. Namun, kami tetap akan menunggu beberapa pihak dari China, Taiwan, Jepang, Amerika serta menunggu koordinasi dan keputusan dari pimpinan kebun binatang, yakni Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kota Surabaya,’’paparnya.
Tony menjelaskan, untuk bisa membantu KBS, investor diwajibkan memiliki dana diatas Rp80 miliar. Syarat ini ditetapkan agar konsep selama ini bisa diubah dan dikembangkan menjadi lebih baik.
Sedangkan jika konsepnya tidak berubah dan seperti saat ini, tidak perlu dana sebesar itu, cukup dengan Rp20 miliar saja. Tapi ini demi kemajuan KBS serta pemeliharaan satwa, dan kesejahteraan karyawannya.
Soal asal-usul kelompok konsorsium ibu-bu tersebut. Ini karena pihak calon ionvestor belum mau dipublikasikan hingga menunggu kesepakatan ke depan.
Tidak tanggung-tanggung, sekumpulan ibu-ibu ini diakui sudah komitmen dengan menyiapkan dana hingga Rp100 miliar untuk kemajuan KBS.
Pihaknya juga sudah mengajukannya ke pimpinan, hanya menunggu pertemuan dan pembahasan lebih jauh. Disamping dana yang besar, lanjut Tony, investor diminta tidak mengharapkan dana itu akan kembali dalam kurun waktu lima tahun. Terlebih dalam hitung-hitungan bunga atau untung yang didapat. (bsn-ai)
