Hadapi Fitnah, Kader PKS Rajin Istighotsah
24-03-2011
beritasurabaya.net - Ada yang berbeda dengan suasana religiusitas kader PKS belakangan ini. Seiring dengan bombardir issu negatif yang melanda PKS, kegiatan yang berhubungan dengan menjaga kualitas iman, semakin ditingkatkan. Bahkan kegiatan ini resmi menjadi instruksi dari pengurus PKS, tak terkecuali DPW PKS Jatim.
Dewan Syari’ah DPW PKS Jatim pekan lalu mengeluarkan edaran khusus, nomor 07/B/K/DSW-JATIM/PKS/VI/1429, yang berisi arahan bagi kader ketika menghadapi fitnah, seperti yang terjadi belakangan ini. Banyak hal yang disampaikan Dewan Syari’ah dalam surat tersebut. Antara lain tentang pentingnya menjaga stabilitas kepribadian kader, baik secara ruhiyyah, pemikiran, amal kebaikan, akhlaq mulia, ketahanan keluarga, sampai kemandirian ekonomi.
Ust. Ahmad Mudzoffar Jufri, MA, ketua Dewan Syari’ah DPW PKS Jatim, Kamis (24/03), mengatakan, kader juga mesti menguatkan musyarakah amaliyah (keterlibatan praktis) dengan turun ke bumi dan terjun langsung secara riil dalam dinamika amal dan aktivitas pemenangan dakwah di lapangan. Karena dari pengalaman diketahui bahwa, sebagian besar kader yang mudah terpengaruh atau termakan syubhat dan bahkan menjadi kolektor serta penyebarnya, adalah kaderkader yang kurang atau lemah peran musyarakah ’amaliyyah-nya dalam dinamika aktivitas dakwah riil di lapangan.
Pada aspek ruhiyyah, kader PKS yang memang biasanya memang sudah dididik untuk menjaga ibadah hariannya, akhir-akhir ini terasa lebih ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Seperti diketahui, kader PKS ada tingkatan-tingkatannya : kader pemula, muda, madya, dewasa, sampai kader ahli. Standar ibadah harian mereka juga berbeda.
Kader madya misalnya, punya standar minimal jamaah di masjid 25 waktu dalam sepekan, puasa minimal 3 hari sebulan, shalat tahajud dan dhuha 3 kalisepekan, dan hafal Al Qur’an minimal 2 juz. Semakin rendah status kanggotaan, standarnya juga lebih rendah. Sebaliknya, lebih tinggi level keangotaan, kewajibannya juga bertambah. Untuk hafalan Qur’an misalnya, kader level dewasa, harus hafal Qur’an minimal 3 juz, selisih 1 juz dengan anggota level madya.
Pekan ini, kader PKS laki-laki diwajibkan mengikuti acara MABIT (Malam Bina Iman Taqwa). Sebelumnya memang sudah rutin diadakan. Tapi kali ini agendanya lebih ketat. Acara dimulai jam 5 sore. Dimulai dengan pembacaan istighotsah dan dzikir alma’tsurat kubro (bacaan dzikir seperti dituntunkan Rasulullah yang dibaca di sore hari). Durasinya sekitar 45 menit. Setelah itu acara buka bersama, karena kader memang menjalankan puasa sunnah.
Setelah tilawah qur’an sambil menungu jamaah Isya. Setelah isya, dilanjutkan dengan taujih (nasehat yang baik). Dan dilanjutkan lagi dengan tilawah Qur’an minimal 1 juz. Jam 02.30 sudah harus bangun untuk tahajud, solat jamaah shubuh, kemudian kembali membaca istighostas dan wirid pagi, dan ditutup dengan sholat syuruq, sekitar jam 6 pagi.
Untuk kader perempuan, acaranya berupa jalasah ruhiyyah. Acara dimulai jam 3 sore, diawali tilawah qur’an, lalu taujih, istighosah dan dzikir sore berjamaah, dan buka bersama. Sama dengan kader laki-laki, kader perempuan juga disunnahkan berpuasa. Hari-hari belakangan ini, kontrol kualitas dan kuantitas amal harian kader ini semakin ditingkatkan. Bahkan, untuk acara mabit dan jalsah ruhiyyah, untuk kader yang berhalangan mengikutinya, diminta mengikuti acara yang sama di tempat lain.
Ahmad Habibul Muiz, Lc, Ketua Daerah Dakwah 1 Surabaya-Sidoarjo menambahkan pihaknya ingin menyerahkan urusan PKS ini kepada Allah sepenuhnya. Jadi, disamping kita tetap bekerja keras di lapangan politik dan dakwah, hasilnya kami pasrahkan pada Allah. Untuk hal-hal yang mungkin kami tidak bisa menyelesaikannya, kami percaya Allah yang akan mengurusnya. (bsn-ai)
