Saksi CACAK Tolak Tandatangani Berita Acara
06-08-2010
beritasurabaya - Saksi dari pasangan calon walikota-wakil walikota Surabaya nomor urut tiga tidak bersedia menandatangani berita acara rekapitulasi Pemilukada Surabaya yang digelar KPU Kota Surabaya sebagai simbol penolakan.
Proses rekapitulasi tersebut, dihadiri oleh empat saksi saja dari lima pasang
kandidat yang ada. pasangan nomor urut dua (FU - YU) tidak mengirimkan
saksinya.
Saat usai rekapitulasi, KPU meminta tanda tangan dari panwas, polisi dan
saksi sebagai bukti bahwa proses rekapitulasi berjalan dengan sempurna.
Namun saksi dari pasangan nomor tiga (CACAK) yang bernama Djoeli Wahsono
tidak bersedia membubuhkan tanda tangan pada berita acara KPU.
Djoeli mengaku, bahwa masih banyak kejanggalan - kejanggaln yang terjadi
pada proses coblos dan hitung ulang yang di gelar KPU Surabaya.
"Saya tidak mau tandatangan, karena masih banyak pelanggaran. Contohnya, tiga kejanggalan yang ditemukan, pertama pembukaan kotak suara tanpa adanya berita acara yang terjadi di tingkat PPK, kedua proses perhitungan yang tertutup untuk umum yang terjadi di Kelurahan Gayungan. disana, petugas kepolisian menghalang-halangi masyarakat yang hendak menyaksikan proses jalannya hitung ulang," ujar Djoeli kepada wartawan, Kamis (5/8/2010).
Kejanggalan ketiga, lanjutnya, di Kecamatan Kenjeran berita acara pembukaan kotak suara dibuat oleh pihak kepolisian.
"Jika dicermati, ini kecurangan yang terstruktur. masak orang mau lihat
penghitungan ulang dilarang," imbuhnya.
Djoeli berencana akan mengisi form keberatan untuk kemudian diteruskan
kepada MK. "Karena tidak sesuai dengan pandangan di lapangan, saya akan mengisi form keberatan atas proses coblos dan hitung ulang ini," pungkas Djoeli.
Sementara itu, tiga saksi lainnya, yakni dari pasangan nomor urut satu
(Dhimaz), saksi pasangan nomor empat (Ridho) dan saksi pasangan nomor lima (Fitra - Naen) menyatakan setuju dan membubuhkan tanda tangan pada berita acara rekapitulasi yang dibuat oleh KPU. bsn2
