Politik & PemerintahanABPD 2012 Bisa Not On The Track14-10-2011 Surabaya, beritasurabaya.net - Fraksi PDI Perjuangan minta penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2012 tetap mengacu pada desain besar pembangunan Jawa Timur. Jika tidak, APBD 2012 bisa not on the track karena terjadi missing link terhadap mata rantai proses penyusunannya. Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Suharti, Jumat (14/10/2011), menyatakan, dalam setiap penetapan kebijakan, program, dan belanja, perlu dipertimbangkan kontinuitas dan konsistensi pelaksanaan pembangunan. Yakni, harus berdasarkan desain besar pembangunan Jatim sebagaimana tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). ''Adanya missing link terhadap mata rantai proses penyusunan anggaran tersebut sudah dapat dipastikan akan menyebabkan RAPBD yang dihasilkan akan not on the track alias ala kadarnya. Misalnya, alokasi belanja yang cukup kecil di sektor pertanian menunjukkan adanya missing link dengan cita-cita Provinsi Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis sebagaimana tertulis dalam RPJMD,''tukas Suharti. Pernyataan ini disampaikan Suharti, saat menjadi juru bicara Fraksi PDI Perjuangan dalam rapat paripurna DPRD Jawa Timur. Paripurna kali ini acaranya pemandangan umum fraksi terhadap Raperda tentang APBD 2012 dan Raperda tentang Dana Cadangan. Fraksi, tambah Suharti, juga minta evaluasi kembali, khususnya terhadap kebijakan, program maupun belanja selama ini yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Pasalnya, pelaksanaannya belum memberikan hasil yang menggembirakan. Program penanggulangan kemiskinan, lanjut Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut, sebaiknya disusun tidak sekadar sebagai seremonial dan program-program charity. Melainkan memang benar-benar sebagai niat luhur dan kesungguhan mengatasi kemiskinan dan kesengsaraan rakyat Jatim. Pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan juga mengajak semua pihak, untuk mulai memikirkan dan mencoba menerapkan Green APBD. Ajakan ini terkait bahaya kerusakan lingkungan dan daya dukung alam sangat mengkhawatirkan. Suharti merinci, data akhir analisis mutu sungai dengan metode STORET (membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air) terhadap 14 dari 15 titik di Kali Surabaya, Kali Tengah dan Kali Porong menunjukkan status cemar berat. Data memprihatinkan lainnya, adalah luasnya kawasan hutan kritis yang perlu direhabilitasi, yaitu 68,6% atau 842.000 hektar Kawasan Hutan Produksi serta 20,5% atau 119.000 hektar Hutan Lindung dan Konservasi. ''Sebaiknya Provinsi Jawa Timur dapat menjadi contoh dan mempelopori Green APBD ini,''pungkasnya. (bsn-ai) Teks foto : Suharti
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|