Keluhkan Penghentian RSBI
21-03-2011
beritasurabaya.net - Pemerintah pusat telah mengevaluasi perjalanan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan hasilnya program itu dihentikan sementara.
Bahkan Kementerian Pendidikan Nasional menegaskan, sejak tahun ini sudah tak boleh lagi ada penambahan RSBI di seluruh Indonesia.
Saat ini, untuk Indonesia, ada 1.300 RSBI, hasilnya dianggap belum memadai. Misalnya terkait tenaga pengajar yang belum memiliki kualitas memadai. Untuk RSBI, program kurikulumnya pun diajurkan menggunakan bahasa Inggris. Ternyata masih banyak guru di RSBI yang tak menguasai bahasa tersebut.
Namun di daerah, termasuk Surabaya yang sudah menggedok APBD 2011, RSBI ini sudah terlanjur dianggarkan. Ada anggaran sebesar Rp 86 miliar yang bakal nganggur. Anggaran itu tak saja untuk membiayai 18 RSBI dari tingkat SMP, SMA dan SMK di Surabaya, tapi juga untuk penambahan RSBI baru.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Eddie Budi Prabowo atau akrab disapa Eddie Embun, justru menilai kebijakan pemerintah itu tak bisa dipertanggungjawabkan alias ngawur. Pasalnya, seluruh daerah di Indonesia, tak hanya Surabaya, anggaran RSBI sudah masuk dalam APBD masing-masing.
"Kebijakan pusat itu terlalu ekstrim. Seharusnya tak serta merta menghentikan program atau mengevaluasi RSBI seperti itu. Bagaimana dengan anggaran yang sudah terlajur dianggarkan?" tandas Eddie Embun.
Menurut dia, RSBI itu masih ada sisi baiknya. Misalnya di Surabaya yang kelas kotanya sudah masuk Metropolitan. Tentu sekolah berstandar internasional itu sangat diperlukan. Ini terkait dengan AFTA 2013 atau dibukanya kran pasar bebas. Tentu sumber daya manusia di Surabaya harus bisa bersaing. ries/bsn
Foto: Eddie Budi Prabowo.