Penutupan 27 Sekolah Di Surabaya, Kasus Lama
26-07-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Penutupan ke-27 SMA/SMK di Surabaya, menurut anggota Komisi D DPRD Surabaya Masduki Toha, bukanlah hal yang baru. Sekolah itu ditutup lantaran sudah dipantau sejak 2005 lalu dan tak ada perkembangannya.
Artinya, sejak 2005 sampai sekarang, penerimaan siswa di sekolah itu sangat minim, sehingga tak mampu menunjang keberadaan sekolah tersebut. "Dari hasil yang kita konfirmasi ke Plt Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M Taswin, ternyata itu bukan kasus baru. Itu kasus sejak 2005 lalu. Mereka (sekolah, red) sudah tak mampu menghidupi dirinya sendiri," ujar Masduki Toha, Selasa (26/7/2011).
Rata-rata yang menjadi sasaran penutupan oleh Dinas Pendidikan Surabaya adalah sekolah swasta. "Mereka sudah tak memiliki murid lagi. Daripada dipertahankan dengan biaya operasional yang besar, tentu tak berjalan normal. Kasihan pegawai di sekolah itu jika terus bertahan," ungkap Masduki.
Politikus PKB ini menilai, kebijakan Dinas Pendidikan Surabaya saat ini yang mensyaratkan pendirian sekolah harus ada dana abadinya, sangatlah baik. Dana abadi itu nantinya yang akan digunakan pihak sekolah jika terjadi penutupan seperti saat ini. Sehingga untuk memberi pesangon pegawainya, tidak lagi bergantung pada pihak lain.
"Kalau tidak salah, dana abadi yang disyaratkan itu sebesar Rp9 miliar. Dana abadi itu kan bisa disimpan Dinas Pendidikan untuk dana taktis sekolah itu sendiri. Biar bagaimanapun, swasta itu adalah mitra pendidikan yang memiliki tujuan mulia untuk mencerdaskan bangsa," kata dia.
Selanjutnya, untuk menghindari adanya penutupan sekolah, Masduki menyarankan kepada Dinas Pendidikan Surabaya untuk meningkatkan pembinaan terhadap sekolah itu. Dengan pembinaan yang rutin, maka secara otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga sekolah dimaksud mampu bersaing dengan sekolah lainnya. (ries/bsn)
Foto: Masduki Toha.