Bunga Perbankan Dikeluhkan Para UMKM
12-07-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Tingginya bunga perbankan masih dikeluhkan para pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Timur. Imbasnya, mereka tidak mampu mengambil kredit perbankan guna mengatasi hambatan pembiayaan.
Padahal dengan bantuan perbankan, kata Ketua Forum Daerah UKM Jawa Timur, Nur Cahyadi, Selasa (12/7/2011), para pengusaha UMKM bisa meningkatkan kinerja dan daya saing produk UMKM di pasar. Dengan bunga bank yang murah ini dapat mendukung UMKM, sehingga akses pembiayaan ke UMKM tidak terhambat.
Jika tidak ada dukungan permodalan maka berakibat ketiadaan daya saing produk UMKM Indonesia yang pada akhirnya akan menggerus pasar mereka, baik di dalam maupun di luar negeri. ''Di dalam negeri, serbuan produk impor dari Cina semakin mengkhawatirkan, mulai dari produk kerajinan, mainan anak-anak, komponen otomotif, sepatu, busana, korek api, sampai kerudung. Sementara di luar negeri, produk UMKM juga ikut tergerus oleh produk dari Cina karena minimnya daya saing,''ungkap Cahyadi.
Ia menegaskan selain masalah permodalan, sumber daya manusia (SDM) juga jadi hambatan. Ia berharap pemerintah memfasilitasi riset pemasaran sehingga UMKM bisa mengerti tren pasar saat ini. Dengan demikian, produknya bisa bersaing.
Sementara itu, Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Prov Jawa Timur, Hadi Prasetyo menuturkan, keberpihakan ke UMKM memang harus ditingkatkan. Hadi menilai bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) kelewat tinggi, sehingga menyulitkan UMKM. Karena itu, Pemprov Jatim lewat BUMD di bidang perbankan, terutama lewat Bank UMKM (eks BPR Jatim) menyiapkan bunga kredit 6 persen untuk UMKM.
Ini berlaku untuk dunia usaha dengan serapan banyak tenaga kerja sesuai dengan skalanya. Besaran tenaga kerja akan disesuaikan dengan skala masing-masing usaha. Ini termasuk untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (bsn-ai)