Ekonomi & BisnisPerdagangan Jatim ke Jepang Pulih12-07-2011 Surabaya, beritasurabaya.net - Perdagangan Jawa Timur ke Jepang mulai pulih kembali setelah 5 bulan pasca bencana tsunami. Bahkan dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, ekspor lebih besar dari pada impor. Pasca Tsunami Jepang banyak membutuhkan komoditi Jawa Timur seperti manufacture, kayu barang dari, kayu, tembaga produk tembaga dan makanan dan minuman (Mamin). Menurut Kepala Bidang Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Liri Lestari, Selasa (12/7/2011), pasca stsunami Jepang sangat membutuhan Mamin, bahan bangunan dan pruduk kayu. Diharapkan kesempatan yang baik ekspor ke Jepang bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha Jatim dengan baik. Pasca tsunami, ekspor Jatim ke Jepang tetap berjalan lancar tidak ada hambatan. Menurut data dari BPS ekspor Jawa Timur Januri-Mei 2011 ke Jepang menempati peringkat pertama dengan nilai1,528 miliar dollar AS. Sedangkan impor cuma menempati posisi keenam sebanyak 338.027 juta dollar AS. Jadi perdagangan Jawa Timur Jepang selama lima bulan surplus untuk Jatim 1,190 miliar dollar AS. Jatim banyak mengimpor dari Jepang komoditi mesin-mesin otomotif. Sementara itu, Ketua Kompartemen Perdagangan Luar Negeri Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur Ronny Susanto mengatakan, para pelaku usaha di Jawa Timur diharapkan jeli dalam mangantisipasi pasca gempa bumi dan Tsunami Jepang. Karena akan ada pergeseran ekspor komoditi dan peningkatan kapasitas ekspor pada saat rekonstruksi ekonomi dan infrastruktur di Jepang. Diprediksi antisipasi pergeseran perdagangan dengan Jepang, adalah meningkatnya ekspor pangan, energi batubara dan gas meningkatnya ekspor furniture serta garmen, kayu barang dari kayu seperti mebeler. Di sektor tenaga kerja, Pemerintah Jepang bnyak membutuhkan tenaga kerja khususnya tenaga medis seperti perawat. Jepang sangat butuh tenaga ahli konstruksi lainnya dari Indonesia khususnya dari Jawa Timur guna membangun kembali Jepang seperti sebelum terjadi bencana alam. Dari pada mengirim TKI ke Timur Tengah, Jawa Timur lebih baik mengirim TKI ke Jepang, karena Jepang sangat menghargai TKI asal Indonesia. ''Yang harus ditangkap para pelaku usaha Jatim adalah adanya peluang pengusaha Jepang melakukan relokasi industri mesinnya ke negara lain termasuk Jawa Timur. Sebagai contoh industri otomotif Jepang di Indonesia telah memiliki CKD sebesar 70%. Ini menunjukkan Indonesia hanya membutuhkan 30% dari konten otomotif untuk bisa diproduksi total di Indonesia,’’paparnya. Jepang merupakan partner perdagangan Indonesia terbesar pada 2010 dan kreditur no1 Indonesia dengan 30.49 miliar dollar AS dari total utang Indonesia sebesar 68.04 miliar dollar AS. Tujuan ekspor non migas no 1 Indonesia dengan dengan total nilai 16.49 miliar dollar AS. Ronny menambahkan Jepang merupakan Investor terbesar nomor 2 di Indonesia dengan nilai 15 miliar dollar AS. Pemberi bantuan/hibah nomor 1 sejak 1950 dan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia setiap tahunnya sekitar 500.000 orang. (bsn-ai)
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|