Inflasi September Dipicu Kenaikan Harga Beras
03-10-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Inflasi Jawa Timur di bulan September 2011 ini mencapai 0,44 persen. Ini lebih banyak dipicu dengan kenaikan harga beras.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Irlan Indrocahyo, dalam keterangan pers, Senin (3/10/2011), mengatakan perubahan musim kering yang berkepanjangan sehingga sebagian besar petani padi menyesuaikan pola tanam dari padi ke tanaman palawija. Ini menyebabkan harga beras naik.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jatim yang tidak mau mengeluarkan beras imporjuga ikut berkontribusi. Sementara, Bulog tidak bisa menyerap padi petani karena di pasar perdagangan terjadi persaingan harga dengan para tengkulak.
Komoditas penting lain yang memberikan sumbangan terjadinya inflasi, sebut Irlan, sewa rumah, rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, angkutan antarkota, kontrak rumah, nasi, soto, mi, telur asin, rujak, dan kopi bubuk.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi inflasi Jatim selama September 2011 juga terjadi karena seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga misalnya ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok sandang sebesar 1,36 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,22 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,68 persen, serta kelompok perumahan 0,38 persen.
Sementara untuk laju inflasi tahun kalender (Januari - September) 2011 Jatim mencapai 3,14 persen sedangkan laju inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) Jatim sebesar 4,71 persen. Dari ibu kota provinsi di Pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,60 persen. Selanjutnya, Semarang 0,51 persen, Yogyakarta 0,19 persen, dan inflasi terendah di Jakarta serta Serang masing-masing 0,13 persen. Sedangkan Bandung mengalami deflasi 0,20 persen. (bsn-ai)