Seni & Hiburan

Padang Rembulan Bersama Dinas Pendidikan Jatim

17-02-2011

beritasurabaya.net - Dalam menyemarakkan acara Gelar Padang Rembulan, Jumat malam, (18/2/2011), yang diselenggarakan di G Walk Food Garden, Citraland Surabaya.

Dr. Harun, M.Si, MM Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dalam siaran pers-nya mengatakan, bahwa acara bulanan ini merupakan bentuk pembinaan dan pelestarian kesenian yang dilakukan sejak dini sebagai sarana pembentukan karakter melalui pembelajaran mengenai seni budaya yang meliputi tata nilai, norma dan budi pekerti yang sekaligus menumbuhkan nasionalisme pada anak-anak.

Dalam acara tersebut, akan diisi denganTari Jaranan, Bujang Ganong, Chinese Percusion, Tari Dolanan, teatrikal gerak dan lagu, Musik Banyuwangi dan gelar Wayang Siswa (Wasis).

Selain itu, dalam acara rutin Dinas Pendidikan Jawa Timur tersebut kali ini akan menyampaikan bingkisan tali asih kepada siswa dan guru dari manajemen Citraland Surabaya.

Sementara Drs. Karsono, M.Pd Kepala UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah (Dikbangkes) menambahkan, para pengisi acara terdiri dari siswa-siswi dari SDN Al Fatah, Sanggar Tunggal Budaya, SDN Jambangan, Sekolah Ciputra, SDN Ketabang I, SDN Kandangan, SMKN IX Surabaya, SDN Sidomulyo I dan SDN Pakis 8 Surabaya. Acara yang dimulai sejak pukul 18.30 ini dipungkasi dengan pertunjukan wayang kulit oleh dalang Pringgo Jati Rahmanu, siswa kelas I SMKN IX Surabaya jurusan pedalangan, membawakan lakon Semar Mranggi.

 

Pringgo adalah salah satu dari tiga dalang terbaik dan penyabet terbaik dalam Festival Dalang Bocah se-Jatim tahun 2010, yang mulai mendalang sejak kelas I di SMP Negeri 5 Surabaya. Anak sulung tiga bersaudara ini sudah sering tampil mendalang, antara lain di pendopo Kabupaten Sidoarjo, di SMPN 29 Surabaya, dan terlibat dalam sosialisasi tertib lalu lintas di Polres Sidoarjo. Putra musisi dan dalang Ki Subiyantoro ini juga mahir memainkan alat musik biola, kendang dan perkusi, yang kemudian melibatkannya sebagai tim musik dalam sejumlah pergelaran, termasuk ke Riau.

 

Lakon Semar Mranggi itu sendiri, mengisahkan perihal hilangnya pusaka kerajaan Amarta berupa Jamus Kalimasada. Prabu Baladewa yang bermaksud meminjam pusaka itu harus bertanding dengan Bagong yang punya maksud sama, atas suruhan Semar. Peperangan semakin melebar, melibatkan para keluarga Pandawa yang membela Bagong, melawan para Kurawa yang membela Baladewa. Ternyata pihak Bagong kalah, meski sudah dibela oleh Gatotkaca, Wisanggeni, dan Hanoman. Bagong mengadu ke Semar, yang kemudian turun gelanggang dan berhadapan dengan Begawan Megalengkara, pendeta bayaran yang sakti, utusan Durna.

 

Kemudian muncullah Kyai Pancabalewa yang berjuluk Kyai Sadalima. Dinamakan Sadalima, karena Kyai sakti ini memiliki senjata berupa sada (batang lidi) sejumlah lima. Terjadilah dialog intens antara Semar dan Sadalima, yang akhirnya mengungkap jatidiri sebenarnya Kyai yang sakti itu. Sadalima artinya: Sodat (syahadat), Sholat, Solawat, Sobar dan Sodaqoh. Semar terperangah, karena itulah sebenarnya yang menjadi penyebab kekalahan para Pandawa dan pasukan Amarta. Mereka selama ini melupakan ajaran yang menjadi pusaka negeri, tidak mau belajar, tidak mau membaca, tidak menggubris lagi nilai-nilai luhur dalam Jamus Kalimasada. Senjata pusaka yang hilang itu, bukan berupa senjata tajam secara fisik, melainkan pusaka budaya berupa nilai-nilai luhur bagi kehidupan umat manusia. wan/bsn

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927