Laporan Khusus

Telkomsel PELANGI Dukung Lingkungan Pantai

28-06-2011

Surabaya, beritasurabaya.net - Surabaya, kota yang memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia. Namun dalam pengaturan tata kota, ada bagian pantai yang mana harus diamankan dan bagian lain yang bisa digunakan untuk rekreasi.

Hal ini disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melakukan kegiatan penanaman 1000 mangrove bersama Komunitas Telkomsel PELANGI (Paling Peduli Lingkungan Indonesia) untuk Pantai Surabaya, di Pantai Kenjeran Surabaya, Selasa (28/6/2011).

Kata Risma, kondisi pantai di Surabaya memang tidak bisa semuanya bisa dimanfaatkan terutama oleh nelayan Tambak Wedi. Pasalnya, banyak perahu nelayan hancur terkena ombak besar dan pantai tanpa barrier. Untuk itulah, pantai masih memerlukan barrier berupa tanaman mangrove.

''Jadi kalau sekarang 1000 mangrove ditanam, diharapkan tidak dipakai untuk pelebaran wilayah rekreasi. Ini difungsikan sebagai barrier pantai,''ujarnya.

Risma menilai keterlibatan masyarakat dan instansi lainnya dalam menjaga lingkungan sangat penting. Bahkan partisipasi masyarakat ini mampu membawa Surabaya meraih ASEAN Environmental Sustainable Award, mengalahkan Singapura.

Sementara itu, VP Area Jawa Bali Telkomsel, Gilang Prasetya, menjelaskan kegiatan Komunitas Telkomsel PELANGI merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel bidang Lingkungan Hidup. Komunitas yang terdiri dari karyawan Telkomsel beserta keluarganya, mitra Telkomsel dan pelanggan Telkomsel ini mengawali kegiatan bersama dengan Yayasan Tunas Hijau melakukan penanaman 1000 pohon mangrove di Pantai Surabaya.

Penanaman mangrove untuk rehabilitasi dan penghijauan sangat diperlukan di wilayah Pantai Surabaya. Fungsi yang pertama adalah sebagai fungsi mangrove konservasi, yang mampu antara lain untuk melindungi pantai dari aberasi dan intrusi air laut, melindungi pantai dari angin kencang dan gelombang pasang air laut serta shelter belt bagi pemukiman dan budidaya.

''Kegiatan ini kita sinergikan dengan program Pemerintah Kota Surabaya untuk tetap menjadi Surabaya sebagai Kota Ramah Lingkungan dan terjaga kebersihannya. Kita pilih menanam mangrove untuk menjaga keamanan pantai Surabaya. Kegiatan lingkungan sebelumnya, kita juga melakukan bersih-bersih Pantai Kuta,''papar Gilang.

Sasaran CSR Telkomsel PELANGI, kata Gilang, tidak hanya berkaitan dengan aktivitas lingkungan luar ruang seperti penanaman mangrove saja. Namun di dalam internal kantor Telkomsel juga sudah lama menggalakkan pola kerja yang ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan BTS Go Green terbesar di Asia.

Memanfaatkan kertas daur ulang dan e-paper untuk administrasi surat menyurat antar divisi, memproduksi material promosi yang ramah lingkungan, dan mengajak pelanggan kartuHALO untuk menggunakan e-billing tagihan bulanannya ataupun m-Kios sebagai transaksi pulsa tanpa kertas, hemat listrik, hemat air dan tisu dikalangan karyawan, serta menggunakan perangkat power yang kedap suara di tiap tower guna mencegah terjadinya polusi suara. Disamping itu Telkomsel juga aktif mendukung kegiatan gerak jalan sehat, fun bike maupun car free day.

''Untuk gerakan green office dimulai tahun lalu dan butuh persiapan 2 tahun untuk bisa transisi pada perilaku ramah lingkungan. Untuk operasional kantor, green office mampu menekan penggunaan kertas 15%-20%. Sedangkan produksi voucher fisik, saat ini tinggal 1 hingga 2 persen saja, karena hampir sebagian besar beralih ke voucher elektronik,''ungkapnya.

Gerakan kampanye Komunitas Telkomsel PELANGI diutarakan oleh Gilang diluncurkan di wilayah Area Jawa Bali sebagai rangkaian perayaan HUT Telkomsel ke-16 . Program CSR Telkomsel, tambah Gilang, seluruhnya mengacu pada konsep Millennium Development Goals (MDGs) dimana salah satunya melingkupi bidang pelestarian lingkungan hidup. Program CSR meliputi bidang pendidikan (30%-40%), lingkungan hidup dan pelayanan umum (20%-30%). (bsn-ai)

Teks foto :

Wali Kota Surabaya (kanan), Gilang (tengah) saat menanam mangrove di Pantai Kenjeran Surabaya.