Pembangunan Dianggarkan Dua Kali
17-02-2011
beritasurabaya.net - Banyak ketimpangan yang terjadi pada pelaksanaan pembangunan atau renovasi bangunan SDN di Surabaya.
Di satu sisi, ada 108 gedung sekolah rusak namun hanya dianggarkan 25 gedung yang siap direnovasi, di sisi lain ada pembangunan yang justru tak tepat sasaran. Pembangunan itu justru ditujukan pada gedung sekolah yang sudah dibangun, tapi pada 2011 ini justru dianggarkan lagi.
Seperti yang ditemukan DPRD Surabaya pada SDN Bubutan X yang sudah disatukan menjadi SDN Bubutan III. Pada 2010 lalu, gedung itu sudah direnovasi, tapi pada RAPBD 2011 justru dianggarkan ulang. Hal ini tentu saja tak tepat sasaran karena lebih banyak sekolah rusak parah yang lebih membutuhkan sentuhan dana APBD.
SDN Bubutan III itu termasuk 25 SDN yang masuk dalam kategori bangunan rusak. Kenyataannya, bangunan itu masih dalam kondisi bagus.
Sementara Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Eddi Budi Prabowo menegaskan, pihaknya akan melakukan cek di lapangan dan jika benar ditemukan kondisi SDN Bubutan III masih bagus, maka akan dicoret dari penganggaran pembangunannya.
"Yang butuh renovasi masih banyak, tapi kenapa bangunan yang masih bagus kok dianggarkan. Ini menyalahi aturan," kata Eddi, Kamis (17/2/2011).
Begitu juga terkait sedikitnya bangunan rusak yang dianggarkan untuk diperbaiki, jelas tak seimbang dengan dana pendidikan yang diajukan pemkot sebesar 36 persen dari total RAPBD yang mencapai Rp 5,1 triliun.
Sementara anggota lainnya, Masduki Toha mengatakan, rehabilitasi 25 SDN itu ternyata adalah proyek yang telah digarap tahun 2010, namun tidak tuntas. Artinya, proyek tersebut merupakan lanjutan proyek lama. Sama saja pada 2011 ini tidak ada pembangunan terhadap SDN.
Menanggapi hal ini Kepala Bappeko Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, anggaran yang dialokasikan memang terbatas untuk 25 sekolah. Selain itu, hal itu disesuaikan dengan serapan anggaran dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang pada 2010. Sayangnya, karena serapan di dinas itu lemah, maka banyak proyek rehabilitasi sekolah yang belum selesai. ries/bsn
Foto : Eddi Budi Prabowo