Ekonomi & Bisnis

Jelang Akhir Tahun, Perekonomian Jatim Tetap Kuat

06-11-2024

Surabaya, beritasurabaya.net - Kendati melambat dibanding triwulan sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho menyatakan optimisme perekonomian Jawa Timur tahun 2024 tetap kuat. Ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2024 tumbuh 4,91 persen (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yakni sebesar 4,98 persen (yoy).

Optimisme tersebut disampaikan  Noor Nugroho dalam Temu Media “Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur (DJP Kemenkeu) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur (DJPb Kemenkeu), Rabu (6/11/2024).

Perlambatan kinerja ekonomi Jawa Timur, kata Nugroho, disebabkan moderasi net ekspor yang dipengaruhi oleh kenaikan impor terutama pada kelompok bahan baku, termasuk besi baja. Pada sisi penawaran, perlambatan terutama disebabkan kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertanian seiring normalisasi pasca panen raya padi di Triwulan II 2024 dan penurunan produksi cabai rawit dan LU Konstruksi pasca terakselerasi pada awal tahun 2024. Kinerja LU Penyediaan Akomodasi Mamin juga termoderasi sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca Idulfitri dan Idul Adha.

Pada sisi harga, inflasi IHK Jatim pada Oktober 2024 tercatat mengalami inflasi 0,15 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan Triwulan III 2024 yang mengalami deflasi 0,12 persen (mtm) dan capaian inflasi nasional sebesar 0,08 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 1,66 persen (yoy), masih terjaga pada rentang sasaran inflasi.

“Masih terjaganya tekanan inflasi Jawa Timur dalam rentang sasaran tidak terlepas dari kuatnya supaya pengendalian inflasi Jawa Timur melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID,”tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, bahwa perkembangan Industri Jasa Keuangan di Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid. Pada industri perbankan, per September 2024 penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit tumbuh yoy masing-masing sebesar Rp45,2 triliun (6,10 persen) dan Rp42,7 triliun (7,66 persen). Risiko kredit terkendali dengan rasio NPL sebesar 3,04 persen. Rasio permodalan terjaga dengan rasio CAR sebesar 30,27 persen.

Pertumbuhan Industri Pasar Modal, kata Yunita,  ditunjukkan dengan peningkatan emiten dari Jawa Timur. Sampai dengan September 2024 tercatat 53 perusahaan Jawa Timur yang telah go public dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,74 triliun. Sedangkan security crowd funding, jumlah penerbit menunjukkan tren peningkatan dengan jumlah Penerbit mencapai 35 pihak per September 2024 dengan total penghimpunan dana sebesar Rp46,82 miliar (naik 35,06 persen yoy).

“Kepercayaan masyarakat menggunakan produk asuransi juga semakin meningkat, polis asuransi naik sebesar 180,32 persen (yoy) menjadi 3.909.740 polis pada Triwulan I 2024. Aset neto Dana Pensiun per September 2024 juga tumbuh 4,94 persen (yoy) menjadi sebesar Rp4,40 triliun,”lanjutnya.

Industri pembiayaan mengalami pertumbuhan, total pembiayaan per Agustus 2024 meningkat 10,51 persen (yoy) menjadi sebesar Rp46,15 triliun dengan NPF gross yang masih terkendali yakni sebesar 3,02 persen. Outstanding pembiayaan fintech per Agustus 2024 tercatat sebesar Rp9,15 triliun atau tumbuh 41,95 persen (yoy). Demikian pula dengan pembiayaan oleh pegadaian swasta yang meningkat 27,01 persen yoy menjadi sebesar Rp9,64 triliun.

Kepala Kantor Perwakilan LPS II, Bambang S. Hidayat, dalam paparannya, menyebut jumlah rekening nasabah secara nasional yang dijamin seluruh simpanannya oleh LPS hingga akhir September 2024 mencapai 99,94 persen dari total rekening atau setara 592.944.178 rekening untuk nasabah Bank Umum dan sebesar 99,98 persen dari total rekening atau setara 15.769.377 rekening untuk nasabah BPR/BPRS. Di Jawa Timur, jumlah rekening nasabah yang dijamin seluruh simpanannya oleh LPS hingga akhir September 2024 mencapai 99,95 persen dari total rekening atau setara 70.971.521 rekening untuk nasabah Bank Umum dan sebesar 99,98 persen dari total rekening atau setara 2.652.168 rekening untuk nasabah BPR/BPRS di Jawa Timur.

LPS secara berkala melakukan asesmen dan evaluasi terhadap Tingkat Bunga Penjaminan (TBP). Pada periode penetapan reguler melalui Rapat Dewan Komisioner (RDK) di Akhir September yang berlaku pada 1 Oktober 2024-31 Januari 2025, LPS menetapkan untuk mempertahankan TBP sebesar 4,25 persen untuk simpanan Rupiah di Bank Umum dan 6,75 persen untuk simpanan Rupiah di BPR; serta 2,25 persen untuk simpanan Valuta Asing (Valas) di Bank Umum.

“LPS terus memastikan terjaganya stabilitas sistem keuangan dan kepercayaan masyarakat pada industri perbankan dan asuransi, serta mendorong kinerja ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan,”tegasnya.


APBN Topang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur merangkap Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo dan Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jawa Timur, Didyk Choiroel memaparkan Pendapatan Negara sampai 31 Oktober 2024 sebanyak Rp211,65 triliun, mencakup Pendapatan Pajak Rp96,96 triliun, Bea Cukai Rp107,93 triliun, serta PNBP Rp6,76 triliun. Penerimaan pajak per Oktober 2024 mencapai Rp96,96 triliun tumbuh sebesar 7,79 persen (yoy) dengan capaian 74,51 persen dari Target APBN 2024.

“Di Provinsi Jawa Timur, PPN dan PPnBM berkontribusi pada penerimaan sebesar 59,68 persen dan PPH Non Migas sebesar 39,35 persen. Penerimaan pajak dari sektor Jasa Keuangan & Asuransi tumbuh paling tinggi sebesar 33 persen (yoy) seiring dengan peningkatan kredit, dana pihak ketiga, dan suku bunga,”tuturnya.

Didyk optimis penerimaan pajak pada 2025 semakin meningkat dengan penerapan tarif PPN menjadi sebesar 12 persen serta berproduksinya Smelter Freeport Gresik. Realisasi pendapatan negara juga berasal dari Penerimaan Bea dan Cukai. Untuk penerimaan kepabeanan dan cukai per Oktober 2024 sebesar Rp107,93 triliun (71,01 persen dari target APBN, tumbuh 2,21 persen yoy) didorong oleh pertumbuhan penerimaan Bea Masuk dan Cukai. Dari Bea Masuk tercatat sebesar Rp5,5 triliun (12,18 persen yoy) dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor, kenaikan jumlah dokumen PIB, serta penguatan nilai tukar USD terhadap Rupiah. Penerimaan Cukai sebesar Rp102,33 triliun (1,77 persen yoy) dipengaruhi oleh tumbuhnya produksi perusahaan hasil tembakau dan produksi hasil tembakaunya, serta peningkatan jumlah NPPBKC baru.

“Dari produksi rokok sampai dengan Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,8 miliar batang atau setara 1,77 persen (yoy). Pertumbuhan jumlah produksi ini dikontribusikan oleh jenis HT SKT, SPT dan SPM, sedangkan jenis HT SKM turun,”tukasnya.

Terkait realisasi Belanja Negara sebanyak Rp110,35 triliun terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (Rp39,56 triliun) dan Belanja Transfer ke Daerah (Rp70,79 triliun).Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) terealisasi sebesar Rp39,56 triliun, didominasi oleh sektor Pendidikan (Rp10,63 triliun) yang digunakan antara lain untuk Bantuan Pendidikan 31.834 Orang, Peningkatan Akses dan Mutu 1.295 Madrasah, Peningkatan Kualitas 499 Perguruan Tinggi.

Belanja Infrastruktur, lanjut Didyk, terealisasi sebesar Rp4,72 triliun dari pagu sebesar Rp8,19 triliun. Belanja Infrastruktur APBN sangat mendukung peningkatan investasi di Jatim selama kurun waktu 3 tahun terakhir, baik PMA maupun PMDN. Pemerintah menjamin pertahanan, ketertiban dan keamanan di Jatim mencakup Rp20,20 triliun yang teralokasi pada enam K/L. Hingga 31 Oktober 2024, Belanja Fungsi Pertahanan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan telah terealisasi sebesar Rp16,62 triliun.

APBN disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur didukung oleh 3 K/L antara lain Kementerian Pendidikan & Budaya (realisasi sebesar Rp3,31 triliun), Kementerian Kesehatan (realisasi sebesar Rp468 miliar), dan Kementerian Agama (realisasi sebesar Rp6,99 triliun). Belanja Transfer ke Daerah per Oktober 2024 terealisasi Rp70,79 triliun (87,40 persen dari pagu) yang disalurkan kepada 39 kabupaten/kota. Sektor Pendidikan mendominasi realisasi terbesar TKD yakni Rp6,36 triliun.

“Untuk Realisasi Dana Desa sebesar Rp8,06 triliun (97 persen dari pagu) yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah desa, pembinaan masyarakat, penanggulangan bencana, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan.  Kredit Program terdiri dari KUR sampai 31 Oktober 2024 tersalurkan sebanyak Rp40,42 triliun kepada 781.632 debitur dan UMi sebanyak Rp641 miliar tersalur kepada 149.031 debitur,”pungkasnya. (nos)

Teks foto :

Temu Media “Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur (DJP Kemenkeu) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur (DJPb Kemenkeu), Rabu (6/11/2024).

Foto : Titin.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927