Kesehatan

Berperilaku Hidup Sehat, Jaga Jantung Kita

27-09-2021

Jakarta, beritasurabaya.net - Memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada 29 September 2021, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) mengajak seluruh masyarakat Indonesia berperilaku hidup sehat demi tingginya angka jumlah penyintas kematian akibat penyakit jantung. Penyakit ini memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara.

Kardiovaskular atau penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun. Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.

Menurut Ketua Umum YJI, Esti Nurjadin, dalam virtual press conference, Senin (27/9/2021), teknologi yang ada saat ini semakin memudahkan kita untuk bisa mendapatkan informasi-informasi tentang kesehatan dan juga dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan melakukan konsultasi secara virtual.

Dalam situasi pandemi seperti sekarang, telemedicine menjadi sarana untuk berkonsultasi yang aman tanpa tatap muka langsung. “Dengan teknologi kita juga bisa dengan mudah memantau dan mengukur tekanan darah/detak jantung dan memantau kegiatan saat kita sedang beraktivitas dan berolahraga secara mandiri melalui perangkat pintar yang sekarang banyak beredar," ujarnya.

Alat digital dan aplikasi di ponsel yang marak beredar di pasaran, kata Esti, juga dapat membantu masyarakat melakukan prevensi terhadap penyakit jantung dan kardiovaskular. "Dan membantu memantau kesehatan bagi para penderita penyakit jantung dan kardiovaskular secara cepat dan mudah," tambahnya.

Apalagi, pandemi yang terjadi selama lebih kurang 2 tahun belakang membuat masyarakat harus beradaptasi dengan keadaan. Termasuk dalam hal bagaimana tetap menjaga dan merawat kesehatan jantung.

"Jika sebelum pandemi masih banyak dari kita yang melakukan perawatan kesehatan secara konvensional dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan guna mengontrol dan mengobati penyakit, maka kini mau tidak mau kita harus menemukan cara yang berbeda dan inovatif. Banyak pasien jantung yang enggan datang langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya karena takut terpapar virus," jelasnya.

Meskipun layanan konsultasi dengan dokter tanpa harus tatap muka (telemedika) sudah mulai dikenal lama, tetapi setelah pandemi terjadi banyak yang lebih memilih untuk konsultasi jarak jauh seperti ini guna meminimalisir kontak langsung. Dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan perawatan penyakit jantung adalah tujuan dari diperingatinya Hari Jantung Sedunia tahun ini.

Tahun ini, dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia, YJI mengusung tema yang juga diusung secara global yakni Use Heart To Connect. Tema ini dimaksudkan untuk menggunakan knowledge, kasih sayang, dan peran kita untuk memastikan bahwa kita dan orang-orang di sekeliling kita memiliki kesempatan yang terbaik untuk memiliki jantung yang sehat.

Dengan teknologi, kita dapat saling terhubung sehingga memungkinkan kita sharing informasi dan edukasi menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dari sebelumnya dimanapun mereka berada.

Sementara itu, Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito Anggarino Damay, Sp. JP., M. Kes., FIHA., FICA., FAsCC mengatakan penyakit jantung koroner tidak datang secara tiba-tiba. Biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda tetapi selalu diabaikan oleh penderitanya.

Pemeriksaan jantung harus rutin dilakukan oleh masyarakat, baik pada orang yang memiliki keluhan ataupun yang merasa sehat. Saat seseorang merasa sehat meski sebenarnya memiliki penyakit jantung, gangguan jantung ini bisa terjadi saat berolahraga dan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

"Saat mereka semangat olahraga, pede enggak sakit jantung, terus di tengah berolahraga mengalami serangan jantung atau gangguan jantung. Ini sering terjadi kan pada beberapa atlet," kata dr. Vito.

Menurut dr.Vito, olahraga tetap bermanfaat buat jantung tapi tetap kita sendiri yang harus aware apakah ada gangguan. Dan yang terpenting terus cek apakah jantung kita dalam performa yang baik untuk bisa berolahraga dan aktivitas fisik.

Lebih lanjut dr. Vito mengungkapkan jika masyarakat cenderung enggan memeriksakan masalah kesehatan lantaran takut didiagnosis memiliki penyakit tertentu. Akhirnya, mereka memilih untuk tidak tahu tentang penyakitnya dan merasa baik-baik saja.

"Padahal kalau diperiksakan dan tahu ada sakitnya kayak gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi lebih lanjut. Kalau tidak tahu, ada penyakit jantung bukan berarti penyakitnya akan hilang,"tukasnya. (nos)

Teks foto :

Virtual pres conference yang dilaksanakan Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Senin (27/9/2021), yang juga menghadirkan Mikha Tambayong sebagai Duta YJI.

Foto : Titin.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927