Kesehatan

Layanan Kesehatan Pintar Solusi Tantangan Industri

12-09-2024

Bali, beritasurabaya.net - Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi layanan kesehatan, memperkenalkan visi masa depan layanan kesehatan yang memanfaatkan teknologi, wawasan berbasis data, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) pada konferensi Hospital Management Asia di Nusa Dua, Bali, 28 Agustus 2024 lalu. Hal ini bertujuan meningkatkan alur kerja, produktivitas, dan kualitas perawatan, serta mengatasi tantangan yang dihadapi dalam industri layanan kesehatan di dunia.

Presiden Direktur Philips Indonesia, Astri Ramayanti Dharmawan, mengatakan, saat ini, industri layanan kesehatan memiliki tantangan besar yang perlu kita atasi. Permasalahan ini mencakup kekurangan tenaga kesehatan, kesenjangan data informasi, dan juga kesenjangan keberlanjutan. “Tidak hanya di cakupan global, Indonesia pun juga menghadapi permasalahan yang sama,”ujarnya.

Menurut Laporan Indeks Kesehatan (Future Health Index) Philips tahun 2024, sistem layanan kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan kritis, seperti kekurangan tenaga kerja, burnout, dan juga meningkatkan permintaan pasien. Hal ini dilihat dari 50 persen pemimpin layanan kesehatan di wilayah Asia Pasifik (APAC) mengalami peningkatan burnout, dan juga rendahnya semangat kerja.

Dengan kondisi ini, lebih dari 70 persen pemimpin layanan kesehatan merasa khawatir dapat memberikan dampak lebih lanjut terhadap kekurangan tenaga kerja, dan juga berdampak pada terlambatnya perawatan pasien. Hal yang sama juga dirasakan secara signifikan di Indonesia, di mana dibutuhkan 166.000 tenaga profesional kesehatan untuk mencapai standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).  

Selain itu, dalam memiliki data yang terintegrasi dan juga memanfaatkan teknologi digital menjadi sebuah kebutuhan yang besar. Terutama ditengah situasi kesenjangan data informasi menjadi sebuah tantangan bagi pemimpin kesehatan secara global, termasuk di Indonesia.

Padahal, penekanan peran transformasi kesehatan digital telah menjadi sebuah agenda pemerintah, dalam Transformasi Sistem Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia (Kemenkes RI). Hal ini diharapkan dapat menciptakan sistem kesehatan yang saling terhubung.

Ini termasuk dalam memperluas teknologi kesehatan digital dan mengimplementasikan sistem Big Data. AI menawarkan peluang besar untuk mengoptimalkan alur kerja klinis dan meningkatkan hasil pasien dengan menganalisis data pasien untuk mendapatkan insight yang dapat ditindaklanjuti.

Hal ini sejalan dengan temuan Laporan FHI, di mana pemimpin layanan kesehatan di Asia Pasifik melihat potensi besar dalam menggabungkan data dari berbagai sumber untuk memberikan narasi pasien yang terpadu. Manfaatnya meliputi peningkatan rencana perawatan, perbaikan jalur perawatan, perkiraan kebutuhan pasien yang lebih baik, pengurangan kejadian buruk, dan penurunan angka rawat ulang di rumah sakit. 

Wakil Presiden Health Systems untuk Philips Asia Pacifik, Dr. Mark Burby, menyatakan, meskipun waktu tunggu yang lama dan kekurangan tenaga kerja merupakan tantangan, para pemimpin layanan kesehatan sedang melakukan perubahan besar untuk meningkatkan perawatan pasien. “Mereka berusaha mengatasi tantangan integrasi data untuk sepenuhnya memanfaatkan potensinya dan bersemangat untuk mengadopsi AI dalam pengambilan keputusan kritis dan mencapai efisiensi,”ungkapnya. 

Sejalan dengan temuan ini, Philips berkomitmen terus berkolaborasi dengan para penyedia layanan kesehatan dalam perjalanan transformasi digital mereka. Philips melihat masa depan layanan kesehatan yang cerdas melibatkan jaringan terhubung antara perawatan langsung dan virtual, yang didukung oleh wawasan real-time dan prediktif untuk meningkatkan kolaborasi dan efisiensi operasional.

Misalnya, clinical command center dengan integrasikan data dari berbagai sumber untuk menyederhanakan penyampaian perawatan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan manajemen pasien di berbagai setting perawatan. Analisa prediktif membantu memperkirakan dan mencegah kemacetan alur pasien, mengatasi kekurangan tenaga kerja, dan meningkatkan hasil pasien.

Di bidang radiologi, solusi yang mengintegrasikan otomatisasi, AI, dan keahlian klinis dapat mempercepat alur kerja, meningkatkan efisiensi, dan pengalaman kerja. Di bidang kardiologi, wawasan berbasis AI mendukung perencanaan perawatan dan intervensi dini, memprediksi kejadian jantung potensial, dan mengelola situasi akut dengan lebih efektif. 

“Data dan AI memainkan peran penting dalam transformasi digital sistem kesehatan Indonesia. Philips memanfaatkan kemampuan AI dan informatika serta menjalin kemitraan untuk mengembangkan teknologi pencitraan, intervensi, dan pemantauan. Melalui kolaborasi ini, kami bertujuan untuk memberikan solusi layanan kesehatan yang lebih cerdas dan memperluas akses perawatan,” tambah Astri.

Di Indonesia, Philips telah bermitra dengan lebih dari 500 rumah sakit dan melatih lebih dari 1.000 tenaga kesehatan, yang mencerminkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan dan mendukung pengembangan profesional. “Kedepannya, kami akan terus berkomitmen untuk membantu penyedia layanan kesehatan mengadopsi teknologi digital. Hal ini bertujuan untuk mengatasi tantangan sistemik dan memperluas akses perawatan ke lebih banyak orang, dan juga mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Indonesia Sehat,” tutup Astri. (nos)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927