Nusantara

Indonesia Deklarasi Komitmen Lingkungan di B4E

29-04-2011

Jakarta, beritasurabaya.net - Perubahan iklim terus menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh dunia karena dapat melemahkan pembangunan ekonomi, menghambat kemajuan serta berpotensi memberi dampak permanen pada ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Untuk menjawab tantangan ini, para pelaku bisnis, perwakilan pemerintah serta masyarakat sipil yang menghadiri pertemuan puncak B4E, Business For the Environment, menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen menjadi 41 persen di tahun 2020. Komitmen ini dituangkan dalam Deklarasi Bisnis B4E 2011 yang dibacakan di depan para peserta KTT dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa hari ini di Jakarta.

Deklarasi mengandung enam komitmen yaitu:

1. Mendukung nol deforestasi pada tahun 2020 melalui penolakan produk-produk yang berasal dari deforestasi hutan yang penting secara ekologis.

2. Mengurangi intensitas sumber daya alam melalui investasi besar-besaran dalam program efisiensi energi & sumber daya serta program-program untuk mendesain ulang mata rantai produk dan distribusi agar tercapai perubahan yang lebih transformatif.

3. Mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan di seluruh mata rantai distribusi.

4.Mendukung program yang melindungi kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi serta penyimpan karbon alam.

5. Berinvestasi dan mempromosikan perencanaan kota yang lestari serta manajemen penggunaan lahan yang terpadu.

6. Secara intensif mempromosikan pola konsumsi yang lebih lestari di Indonesia.

"Ekonomi hijau merupakan solusi yang harus diambil oleh para pelaku bisnis agar tercapai keseimbangan yang memungkinkan terjadinya pembangunan seraya tetapi menjaga kelestarian lingkungan. Prinisip ekonomi hijau adalah menghindari ekstraksi sumber daya alam secara berlebihan," papar Hatta Rajasa dalam sambutannya yang sekaligus menutup KTT B4E.

Hatta Rajasa menambahkan bahwa ekonomi hijau memerlukan kreatifitas untuk memodifikasi cara berbisnis agar dapat menjawab tantangan perubahan iklim yang saat ini telah dirasakan dampaknya di seluruh dunia.

Dalam pidatonya di hari pertama KTT B4E kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirimkan pesan yang jelas bahwa dunia harus mengambil tindakan nyata yang berkelanjutan untuk mendukung pembangunan rendah karbon yang merupakan jalan menuju Global Green Economy baru. Presiden menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen hingga menjadi 41 persen pada tahun 2020.

KTT B4E menawarkan solusi kolaboratif untuk mengatasi isu lingkungan dan iklim yang paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini. Para pemimpin dari dunia bisnis, LSM, lembaga internasional dan pemerintah berkumpul untuk membahas investasi hijau, teknologi yang ramah lingkungan serta strategi pertumbuhan yang berkelanjutan. Pada KTT B4E, para delegasi saling berbagi dan mengeksplorasi solusi transformatif untuk mengatasi perubahan iklim dan untuk melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Indonesia kini berada di garis depan aksi terhadap perubahan iklim dan telah mengambil peran kepemimpinan global di antara negara-negara dalam kebijakan pada pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Hal ini tentunya harus didukung penuh oleh tindakan nyata oleh semua pihak dan lapisan masyarakat, tak hanya menjadi slogan semata. (bsn)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927