Nusantara

Bung Karno Ternyata Seorang Bonek

30-05-2011

beritasurabaya - Ternyata Soekarno alias Bung Karno adalah seorang Bonek. Hal ini dipertegas dengan bakal hadirnya sebuah prasasti akan dipasang di rumah kelahiran presiden pertama Indonesia, Soekarno, di Jalan Pandean IV/40 Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni mendatang.

Ketua Umum "Soekarno Institute", Peter A Rohi menyatakan prasasti tersebut dipasang sebagai tanda bahwa Soekarno dilahirkan di Surabaya, bukan di Blitar seperti yang selama dikenal luas.

"Di Jakarta ada prasasti Barack Obama, padahal dia Presiden Amerika Serikat yang merupakan negara lain. Masak di Indonesia tidak ada prasastinya? Kami memasangnya di rumah kelahiran Soekarno," ujar Peter ketika ditemui di tempat tinggalnya, kawasan Jalan Kampung Malang, Surabaya, Senin (30/5/2011).

Dia mengungkapkan, prasasti akan dibuka dan diresmikan langsung oleh Prof. Ir. Hariono Sigit, putra dari Utari atau istri pertama Soekarno. Dalam prasasti tertera gambar Soekarno dan tulisan penegasan rumah kelahirannya.

"Pemasangan prasasti digelar 6 Juni 2011 karena disamakan dengan tanggal kelahiran Soekarno, yakni 6 Juni 1901," jelas Peter.

Menurut dia, mantan Presiden RI yang akrab disapa Bung Karno tersebut dilahirkan di Surabaya, tepatnya di sebuah rumah kontrakan Jalan Lawang Seketeng, sekarang berubah menjadi Jalan Pandean IV/40. Ayahnya Raden Soekemi seorang guru sekolah rakyat dan ibunya Idayu Rai seorang perempuan bangsawan Bali.

Sebelum dipasang, prasasti akan diarak dari Jalan Mawar hingga ke Jalan Pandean. "Sengaja kami pilih Jalan Mawar karena disana merupakan tempat atau pusat upacara laskar pemuda revolusi zaman penjajahan. Disana dulu juga ada rumah Mayjend Soengkono, Bung Tomo, serta Gubernur Suryo," ujar Peter.

Pada kesempatan itu, Peter juga menyampaikan rasa kecewanya kepada pemerintah RI. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang menyatakan bahwa Soekarno lahir di Blitar. Padahal, kata dia, berbagai buku-buku sejarah dan arsip nasional ditegaskan bahwa Soekarno dilahirkan di Surabaya.

Ia juga menunjukkan puluhan koleksi buku sejarah yang menuliskan kelahiran Soekarno. Diantaranya, buku berjudul "Soekarno Bapak Indonesia Merdeka" karya Bob Hering, "Ayah Bunda Bung Karno" karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto tahun 2002, "Kamus Politik" karangan Adinda dan Usman Burhan tahun 1950, "Ensiklopedia Indonesia" tahun 1955, "Ensiklopedia Indonesia" tahun 1985, dan "Im Yang Tjoe" tahun 1933 yang sudah ditulis kembali oleh Peter A Rohi dengan judul "Soekarno Sebagi Manoesia" pada tahun 2008.

"Bahkan mantan Kepala Perpustakaan Blitar sudah mengakui bahwa Soekarno tidak dilahirkan di Blitar, melainkan di Surabaya," tuturnya.

Peter berharap, kedepan masyarakat Indonesia lebih mengetahui dan mengakui bahwa kota kelahiran Soekarno yang selama ini dikenal adalah keliru.

"Pasca tragedi G30S/PKI dulu, semua buku sejarah ditarik dan diganti di Pusat Sejarah ABRI pimpinan Nugroho Notosusanto. Tapi saya heran, kenapa ada pergantian kota kelahiran Soekarno? Semoga pemerintah ke depan sudah mengakui bahwa lahirnya presiden pertama Indonesia ada di Surabaya," papar Peter.arf/bsn

Foto: Peter A Rohi sedang menunjukkan prasasti yang akan dipasang di rumah kelahiran mantan Presiden RI Soekarno.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927