Kota Gede Yogyakarta, awal mula Muhammadiyah
04-07-2010
Yogyakarta. Beritasurabaya.net - Sudah bukan rahasia umum lagi Yogyakarta adalah kota wisata. Selain Malioboro dan Kraton, disana ternyata juga ada tempat wisata yang terkenal dengan perak-nya. Namanya Kota Gede.
Sebelum 1952, wilayah ini merupakan bagian dari Kasunanan Surakarta. Sebagai kota tua bekas ibukota Kerajaan, daerah itu merupakan kota warisan yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Disana sangat terkenal kerajinan peraknya yang ada di sepanjang Jl. Kemasan hingga pertigaan ex-Bioskop Istana. Makam Raja-raja terdahulu Matara, seperti Makam Panembahan Senopati (Pendiri Mataram) sebelum dipindahkan ke daerah Imogiri.
Maka tak salah jika muktamirin dan penggembira Muktamar Muhammadiyah 46 Yogyakarta berkunjung kesana. Terlebih di Kota Gede Muhammadiyah telah masuk sejak 1916 atau empat tahun setelah didirikan KH. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman.
Sampai saat ini, di Kota Gede masih melekat ketradisionalannya. Tidak sedikit tokoh-tokoh Muhammadiyah juga lahir dan besar disana.
Memanjakan muktamirin dan penggembira, Panitia Muktamar menggelar Tour De Muhammadiyah (TDM). Oleh pemandu, peserta TDM juga 'dimampirkan' kesana. Selama hampir 2 jam peserta diberi arahan dan penjelasan tentang Kota Gede. "Disini terkenal dengan kerajinan Perak. Kalau mau tahu cara buatnya bisa dilihat di pabrik pembuatan. Sedang kalau mau tahu hasilnya bisa dilihat dan dibeli di tokonya," ujar Arini, salah satu pemandu sambil menunjukkan lokasi toko pembelian Perak.
Ditegaskannya, Kota Gede tidak bisa lepas dari sejarah Muhammadiyah dan merupakan basis utama Muhammadiyah yang kemudian disebut 3K. "Di Kota Gede ini, saksi perjuangan Muhammadiyah masih bisa ditemui, antara lain Masjid Perak dan Komplek TK ABA Kotagede. Jadi sangat merugi kalau melewatkan kota tua Muhammadiyah yang satu ini," tukas mahasiswi jurusan Psikologi tersebut.
" Enakto mas jalan-jalan ada yang ngawal dan menerangkan tentang sejarah kota ini, " ujar Arini salah seorang pemandu dari Tour De Muhammadiyah ini. "Sayang kan mas kalau wisata dikota Gege ini tidak dimanfaatkan dengan baik, " pungkasnya. bsn5/Samsul Arifin
