Laporan KhususSegmentasi dan Komunitas, Tren Bisnis Selular23-10-2011 Pamekasan, beritasurabaya.net - Pasar bisnis selular terus menguat pasca perang tarif antar operator yang ada di Indonesia. Bahkan saat ini, untuk mempertahankan maupun menambah pelanggan, terbentuk tren bisnis selular yakni segmentasi dan komunitas. Hal itu disampaikan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel, Herfini Haryono, di sela peluncuran Kartu Madura di Pamekasan, Minggu (23/10/2011). Tren bisnis selular, kata Herfini, semakin terspesifikasi termasuk coverage-nya. Kondisi yang ada ini memacu Telkomsel untuk terus berinovasi baik dari sisi produk maupun teknologinya. Ia mencontohkan adanya Kartu Madura yang secara filosofinya masuk ke grup Kartu As. Kartu Madura ini dari sisi bisnis tranformasinya berdasarkan pada ras (suku) Madura. ''Kartu Madura ini bukan berarti mengunggulkan masyarakat Madura tapi berdasarkan mobilitas masyarakatnya. Bisa saja suatu saat nanti, dibuat kartu untuk komunitas tertentu,''papar Herfini. Telkomsel sendiri, ungkap Herfini, sampai saat ini mempunyai 3 turunan kartu yakni Kartu HALO, disusul Kartu Simpati yang merupakan prepaid pertama di dunia dan Kartu AS. Kartu turunan tersebut saat itu dibuat untuk mengimbangi bisnis selular termasuk era perang tariff. Kartu As, menurut Herfini, dulu dibuat masyarakat pedesaan dan dikembangkan sebagai kartunya anak muda. Sedangkan simPATI sangat life style bagi pelanggannya. Sedangkan Kartu Madura, papar Herfini, diproduksi pasca perang tarif untuk mengimbang tren bisnis selular. Kalau dinilai, kehadiran Kartu Madura ini, terlambat karena operator lainnya sudah memperkuat segmen pasar di Madura, diakui Herfini. ''Untuk itulah, Kartu Madura dibuat berbeda dengan kartu perdana operator lainnya atau making good dari apa yang sudah ada,''tuturnya. Sementara itu, VP Telkomsel East Java, Bali dan Nusra, Gilang Prasetya, menjelaskan Kartu Madura ini merupakan kartu perdana yang murah, simple dan mudah digunakan. Begitu diaktifkan pelanggan bisa menikmati benefitnya. Kartu Madura, kata Gilang, untuk mengisi pasar selular yang semakin tersegmen. ''Bisa saja, suatu saat nanti, satu sekolah dibuat kartu perdana tersendiri. Atau dalam satu kecamatan dengan kartu perdana yang khusus,''paparnya. Gilang mangatakan sebenarnya kartu yang membidik komunitas ini sudah dilakukan sebelumnya. Biasanya untuk kalangan santri di pondok pesantren. GM Sales & Customer Service Jawa Timur, Herry Setiawan, menambahkan untuk Kartu Madura diproduksi 300 ribu unit sampai akhir 2011. Berdasarkan data yang diterimanya, ada 20 juta masyarakat Madura yang secara aktif melakukan komunikasi. Dari 20 juta tersebut, 4 juta berada di Madura sendiri dan 16 juta tinggal di beberapa daerah di Indonesia. ''Dari 300 ribu unit kartu yang disiapkan, 150 ribu didistribusikan di Jawa Timur. Dari 150 ribu kartu perdana, 75 persen dialokasikan di Madura an 25 persen di tapal kuda,''ungkap Herry. Herry menambahkan di Madura ada 151 BTS untuk mendukung kualitas jaringan. Dari 151 BTS, 21 BTS diantaranya adalah BTS 3G. (bsn-ai) Teks foto : VP Area Jawa Bali, Gilang Prasetya (kiri), Herfini Haryono, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel (Tengah), Herry Setiawan ,GM Sales & Customer Service Jawa Timur (kanan).
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|