Kesehatan

Masyarakat Khawatir Unggasnya Mati

16-03-2011

beritasurabaya.net - Belum disediakannya pos cek poin untuk memantau unggas dari luar kota masuk ke Surabaya, terkait kurangnya tenaga lapangan yang dimiliki Dinas Pertanian Surabaya.

Saat ini, petugas lapangan yang paham dengan ancaman virus avian influenza atau flu burung hanya ada lima orang. Begitu juga dengan tenaga dokter hewan, hanya ada tujuh orang.

Ini dikatakan Sekretaris Dinas Pertanian Kota Surabaya Hari Tjahjono. Menurut Hari, dengan terbatasnya tenaga atau sumber daya tersebut, membuat pemantauan di pintu masuk Surabaya itu jadi sulit. Namun bukan berarti penangan penyebaran virus flu burung tak bisa diantisipasi Surabaya.

"Sebelum ada penyebaran itu, Dinas Pertanian memiliki agenda rutin melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyebaran virus flu burung. Jadi tindakan antisipasi dinas ini bukan bergerak setelah ada kejadian, tapi sudah jauh hari dilakukan," ungkap Hari Tjahjono.

Yang bisa dilakukan Dinas Pertanian walau tanpa ada pos cek poin, hanya mendatangi rumah warga yang terdapat ternak unggasnya.

Dinas Pertanian juga meminta kepada masyarkat untuk terbuka dalam menginformasikan keberadaan ternak unggas di lingkungannya. Bahkan masyarakat diminta tak menyimpan atau menutup-nutupi keberadaan unggan yang dipelihara di pemukiman tersebut.

Menurut Hari Tjahjono, hambatan yang ditemui petugas di lapangan untuk melakukan penanganan atau penanggulangan ancaman virus flu burung adalah kurang terbukanya masyarakat dalam menginformasikan keberadaan unggas. Kata dia, masyarakat masih banyak yang mendapat informasi salah.

"Pemahaman masyarakat, jika unggas peliharaannya disemprot disinfektan akan mati. Padahal tidak demikian, penyemprotan itu tak akan mematikan," ujar Hari.

Begitu juga terkait maraknya berita flu burung, setiap ada unggas yang mati, masyarakat langsung memvonisnya sebagai unggas yang terjangkiti flu burung. Dengan begitu, lalu muncul kepanikan di lingkungan masyarakat tersebut.

Seperti yang terjadi di Simokerto. Menurut Hari, untuk mengetahui unggas itu terjangkiti virus flu burung, tak bisa dengan melihat hewan itu mati atau tidak. Perlu dilakukan tes laboratorium.

"Nyatanya setelah dilakukan tes di laboratorium, ternyata unggas yang mati itu tak terjangkiti flu burung. Sebaiknya masyarakat tak langung memvonis hingga tak menimbulkan kepanikan," tandas Hari. ries/bsn

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927