KesehatanPenderita TBC bertambah, Sedikit yang Berobat24-03-2011 beritasurabaya - Kasus penderita Tuberculosis (TBC) yang resisten terhadap obat lini pertama atau "Multi Drug Resistant (MDR)" terus bertambah di Surabaya. Namun yang terobati sangat sedikit. Pada 2009, tercatat ada 59 pasien suspek MDR TBC yang ditangani RSU dr Soetomo. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 orang dinyatakan positif. Namun hanya lima orang yang menjalani pengobatan. Sedangkan, pada 2010, ada 205 pasien yang masuk suspek, dimana 58 di antaranya positif menderita MDR TBC. Namun hanya 49 orang yang menjalani pengobatan. Sementara, hingga 23 Maret 2011, ada 74 pasien suspek, empat di antaranya positif dan hanya satu yang tidak mengikuti pengobatan. Spesialis penyakit paru dari RSU dr Soetomo, dr Soedarsono SpP(K), mengatakan Meski jumlahnya terus bertambah, keinginan pasien MDR TBC untuk sembuh lebih tinggi dibanding pasien TBC yang diberi obat lini pertama. "Padahal, keluhan pasien akibat minum obat lini kedua sangat banyak. Mulai dari pusing, mual, nyeri sendi, dan gatal-gatal," kata Soedarsono di sela peringatan Hari Tuberculosis Sedunia di RSU dr Soetomo, Kamis (23/3/2011). Sejauh ini, lanjutnya, baru ada dua pasien yang keluar dari pengobatan. Satu pasien karena stres, dan satu pasien lagi mengikuti suami pindah ke Madura. Sejak program pengobatan MDR TBC dijalankan Kementerian Kesehatan pada 2008 lalu, tercatat sudah ada 57 pasien di Surabaya yang menjalani pengobatan ini. Dia menambahkan, bukan tidak mungkin pasien MDR TBC akan terus bertambah. Pasalnya, banyak pasien TBC yang enggan menyelesaikan pengobatan lini pertama. Padahal, ini bisa menyebabkan mereka resisten terhadap obat lini pertama jika kambuh lagi. "Karena itu kami mengimbau pasien TBC agar mau menyelesaikan pengobatan untuk menghindari terjadinya MDR TB. Kalau pasien sampai terkena MDR TBC, waktu pengobatan akan lebih lama," kata Soedarsono. arf
Pemadam Kebakaran
Rumah Sakit & Klinik
Kepolisian
|