Waspadai Serangan Ulat Bulu
05-04-2011
beritasurabaya.net - Ahli ulat bulu dari IPB Prof Aunu Rauf mengingatkan masyarakat Probolinggo untuk mewaspadai serangan hama ulat bulu tahap II, pascaserangan ulat bulu yang kini sudah menjadi kepompong dan kupu-kupu.
’’Ulat bulu yang ada sekarang sudah menjadi kepompong dan bahkan sudah ada yang menjadi kupu-kupu, tapi ulat bulu itu mempunyai siklus kehidupan 1,5 bulan, sehingga serangan ulat bulu baru perlu diwaspadai,’’ujar Prof Aunu pada Antara, Selasa (05/04).
Selasa.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi serangan hama ulat bulu (desiciria inclusa) pada sejumlah desa di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dengan serangan terparah di Desa Sumber Kedawung dan Pondok Wuluh. Serangan hama ulat bulu itu menjalar hingga delapan kecamatan di Kabupaten Probolinggo dan dua kecamatan di Kota Probolinggo, bahkan serangan terakhir juga merambah ke Kabupaten Pasuruan.
Menurut Prof Aunu, serangan hama ulat bulu itu merupakan akibat dari anomali cuaca yang membuat musuh alami ulat bulu menjadi mati, yakni sejenis predator bernama Braconid dan Apanteles. ‚’’Hujan yang terus menerus mengakibatkan musuh alami ulat bulu, yakni sejenis predator Braconid dan Apanteles tidak mampu bertahan hidup,’’katanya.
Ditanya tentang upaya mencegah ulat bulu itu, ia mengatakan masyarakat dapat menyapu atau membakar ulat bulu yang turun di teras atau halaman rumah secara rutin, sedangkan pemerintah dapat melakukan penyemprotan ulat bulu dengan zat tertentu hingga mati. ‚’Yang jelas, perkembangan ulat bulu harus dikendalikan melalui menyapu, membakar, atau menyemprot, sebab jika tidak dikendalikan akan semakin menjalar kemana-mana,’’tuturnya.
Ia menambahkan bila perkembangan hama ulat bulu itu tidak dikendalikan secepatnya oleh masyarakat dan dinas terkait, maka jumlah hama ulat bulu itu akan semakin banyak. ’’Kalau perkembangan hama ulat bulu itu menjadi tidak terkendali, maka petani mangga di Probolinggo akan menderita kerugian yang cukup besar,’’katanya. (bsn-ai)