Kesehatan

Sedikit-Banyak, Tidur Terkait Penurunan Kognitif

02-05-2011

beritasurabaya.net - Orang dewasa yang berusia setengah baya dan tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak lebih mungkin untuk menderita penurunan kognitif. Menurut studi oleh beberapa peneliti dari University College London Medical School, disiarkan pada 1 Mei di jurnal medis Amerika, Sleep, menyebutkan tidur kurang dari enam jam setiap malam dipandang sebagai terlalu sedikit dan lebih dari delapan jam dipandang sebagai terlalu banyak buat orang dewasa yang berusia setengah baya.

Para peneliti tersebut melakukan studi itu dalam dua masa yakni selama 1997-1999 dan 2003-2004. Para peserta ditanyai berapa jam mereka tidur rata-rata per malam dalam sepekan, dan diajukan pertanyaan yang sama pada 2003-2004, setelah proses lanjutan rata-rata 5,4 tahun.

Para peneliti itu membandingkan orang yang melaporkan perubahan dalam pola tidur mereka dengan orang yang lama tidur mereka tetap sama selama masa studi tersebut. Masing-masing orang diberi serangkaian pemeriksaan standar guna menilai ingatan, kemampuan mereka mengambil keputusan secara logis, kosa kata, status ingatan global dan pengaruh verbal mereka.

Temuan studi itu memperlihatkan bahwa perempuan yang tidur delapan jam per malam memiliki nilai tertinggi bagi setiap pengukuran kognitif, lalu diikuti oleh mereka yang tidur selama enam jam. Bagi pria, fungsi kognitif sama pada orang yang melaporkan tidur enam, tujuh atau delapan jam.

Namun, tidur kurang dari enam jam atau lebih dari delapan jam, berkaitan dengan nilai yang lebih rendah. ''Tidur memberi tubuh kebutuhan hariannya bagi pemulihan dan pengembalian psikologis,''tukas Jane Ferrie, peneliti senior di Fakultas Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di perguruan tinggi tersebut.

''Meskipun tidur tujuh jam per malam tampaknya adalah batas optimal buat sebagian besar manusia, banyak orang dapat berfungsi secara sempurna jika rata-rata tidur kurang atau lebih setiap malam,''kata Ferrie, sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua, yang dipantau Antara.

Namun, karena kebanyakan penelitian telah dipusatkan pada dampak kekurangan tidur pada sistem biologi, masih belum sepenuhnya dipahami mengapa tidur tujuh jam adalah optimal atau mengapa tidur lama tampaknya malah merugikan..

''Kekurangan tidur kronis menghasilkan hormon dan zat kimia di tubuh yang meningkatkan risiko serangan sakit jantung dan stroke, dan kondisi lain seperti tekanan darah tinggi dan peningkatan kolesterol, diabetes dan kegemukan,''kata wanita ilmuwan tersebut.

Penelitian lain menunjukkan kurang tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya ialah keinginan untuk menyantap makanan yang berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat, sehingga orang jadi mengingini asupan dengan kalori tinggi.

Seiring dengan berjalannya waktu, itu dapat menyebabkan penambahan berat badan. Dalam penelitian yang dilakukan pada orang kembar identik oleh University of Washington ditemukan mereka yang tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam, rata-rata indeks massa tubuh mereka 24,8, hampir dua poin lebih rendah daripada rata-rata Indeks Massa Tubuh (BMI) mereka yang kurang tidur. (bsn-ai/ant)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927