Kesehatan

Awas, Penyakit Lupus Terus Mengintai

10-05-2011

beritasurabaya.net - Masyarakat dunia mencanangkan 10 Mei sebagai Hari Lupus Internasional. Ini tak lepas jumlah penderita yang terus bertambah dan masih awamnya sebagian besar masyarakat terhadap penyakit Lupus. Di Indonesia, jumlah penderita seperti yang tercatat di Yayasan Lupus Indonesia (YLI) mencapai 1000 orang.

Dalam perkembangannya, penderita Lupus atau yang lebih dikenal dengan sebutan Odapus di dunia mencapai lima juta orang yang sebagian besar perempuan usia 15-44 tahun. Prevelensi pada berbagai populasi berbeda-beda bervariasi antara 3-400 orang per 100 ribu penduduk.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, jumlah Odapus semakin meningkat pesat setiap tahunnya dengan setiap tahun ditemuka lebih dari 100 ribu penderita baru. Di Amerika Serikat berdasarkan data "Lupus Foundation of America", pada 2009 terdapat satu sampai dua juta Odapus dengan pertumbuhan hampir 16 ribu orang setiap tahunnya.

Di Indonesia, kata Menteri Kesehatan, jumlah penderita Lupus secara tepat belum diketahui tetapi dipoerkirakan mencapai jumlah 1,5 juta orang, yang mana belum semua teridentifikasi menderita Lupus.

Berbagai literatur menyebutkan, arti kata Lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti anjing hutan dan istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi, bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan.

Penyakit Lupus merupakan penyakit peradangan kronis multisistem yang penyebabnya diduga karena perubahan sistem imunitas tubuh. Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan Supriyantoro, mengatakan penyakit ini ditandai dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh sehingga antibodi yang seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus yang masuk ke dalam tubuh berbalik merusak organ tubuh itu sendiri.

"Jadi berbeda dengan HIV/AIDS yang seseorang kehilangan kekebalan tubuh, kalau penyakit Lupus justru seseorang memiliki kekebalan tubuh yang berlebihan,"kata Supriyantoro.

Manifestasi penyakit ini, kata Supriyantoro, beragam mulai dari adannya kerusakan organ utama ginjal, hati, paru-paru dan jantung sampai dengan jaringan tubuh lainnya seperti kulit, persendian, otot, darah dan pembuluh darah. Banyak dan beragamnya manifestasi klinik yang muncul secara otomatis memerlukan pengobatan yang kompleks.

Beberapa faktor penyebab pesatnya peningkatan jumlah Odapus setiap tahunnya adalah faktor seringnya terlambat diagnosis penyakit karena manifestasi klinis yang kompoleks dan tidak spesifik. Sehingga berakibat pada pemberian terapi yang tidak adekuat, penurunan kualitas pelayanan dan peningkatan masalah yang dihadapi oleh penderita Lupus.

Masalah lain yang timbul adalah belum terpenuhinya kebutuhan Odapus dan keluarganya tentang informasi, pendidikan dan dukungan yang terkait dengan penyakit tersebut. "Penting sekali meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk penyakit Lupus terhadap kesehatan serta dampak psikologi dan sosial terhadap penderita maupun keluarganya,"katanya.

Beratnya dampak penyakit Lupus terhadap kesehatan psikologis maupun sosial penderitanya, secara tidak langsung akan berakibat pada menunrunnya kualitas hidup Odapus. "Oleh karena itu dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat dan terutama orang terdekat seperti keluarga maupun sahabat sangat diperlukan untuk membantu mereka dalam memperoleh kesembuhan,"kata Supriyantoro.

Peranan tenaga medis dalam melakukan diagnosis secara dini yang dilanjutkan dengan memberikan penanganan cepat dan tepat dapat membantu menyelamatkan jiwa penderita Lupus. Saat ini tingkat kesembuhan penderita Lupus semakin baik dengan adanya perkembangan obat-obatan terbaru.

Sementara itu, Ketua YLI Tiara Savitri, mengatakan Odapus yang terdata di yayasan sampai saat ini lebih dari 10.500 orang yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Jumlah ini, katanya, akan terus bertambah sejalan dengan kegiatan penyuluhan dan penyebarluasan mengenai penyakit Lupus ke seluruh pelosok Indonesia.

Dia menyebutkan, data YLI menunjukkan jumlah odapus dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan naik. Tahun 2005 Odapus sebesar 6.578 odapus (dengan sekitar 100 penderita meninggal), tahun 2007 mencapai 8.018 odapus (meninggal 41 orang), tahun 2009 sebesar 9.892 odapus (meninggal 46 orang), dan tahun 2010 mencapai 10.511 odapus (meninggal 38 orang). (bsn-ai)

Teks foto :

Bintik-bintik merah di wajah, bagian tanda dari serangan Lupus

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927