Dewan Temukan Makelar SKTM
10-05-2011
beritasurabaya.net - Banyak oknum atau makelar yang memanfaatkan fasilitas Pemkot Surabaya. Seperti pelayanan kesehatan gratis. Warga yang tak mendapat Jamkesmas atau Jamkesda, bisa menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) untuk berobat gratis. Hal inilah yang dibidik para makelar.
Mereka dengan upah antara Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu, sanggup menguruskan SKTM calon pasien. Ironinya, pasien yang jadi sasaran makelar ini tak saja warga miskin, tapi warga mampu yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.
Berdasar temuan Komisi D DPRD Surabaya, sekitar 15 oknum itu mencari mangsa di RSUD dr Soewandhie. Mereka menawarkan jasa pengurusan SKTM dengan upah tertentu. Peminatnya tentu saja banyak, karena mereka rela mengeluarkan uang di bawah Rp 1 juta asal mendapat pelayanan kesehatan gratis yang jika dibebani biaya, justru lebih tinggi pengeluarannya.
Disampaikan Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Eddie Budi Prabowo. Menurut dia, saat sidak, pihaknya mendapati ada pasien dari kalangan warga mampu hendak operasi dengan biaya Rp 6 juta. Karena merasa berat dengan biaya tersebut, saat ditawari makelar SKTM, orang tersebut pun menerimanya. Tentu hanya dengan biaya lebih murah, mereka bisa mengantongi SKTM.
Anggota Komisi D Masduki Toha mengaku pernah membuktikannya sendiri. Menurut dia, untuk bisa didekati makelar SKTM itu, dirinya harus datang sendiri dengan cara menyamar. Benar, saat di RSUD dr Soewandhie, dirinya ditawari seorang makelar untuk mengurus SKTM.
"Saya menyamar, dan ditawari mengurus SKTM. Ini bukti jika pengurusan itu sangat mudah. Padahal dengan pemberian SKTM yang tak tepat sasaran, membuat beban pemkot dalam penyediaan layanan kesehatan gratis non-Jamkesmas dan Jamkesda, semakin berat," ujar Masduki.
Sementara Eddie Budi meminta kepada semua pihak, khususnya di tingkat RT, RW dan kelurahan harus selektif dalam pemberian SKTM ini. Menurut dia, justru RT dan RW yang lebih tahu apakah warganya mampu atau tidak. (ries/bsn)
Foto: Eddie Budi Prabowo.
