Ratusan Mikroba Jenis Baru Ditemukan
15-06-2011
Jakarta, beritasurabaya.net - Ratusan isolat mikroba jenis baru telah ditemukan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ratusan isolat tersebut berasal dari 13 daerah di Indonesia seperti Jambi, Bogor, Purwodadi, Lombok hingga Kupang.
Pada Desiminasi dan Workshop Hasil Kerja sama Penelitian LIPI dan Institusi Riset di Jepang, di Jakarta, Rabu (15/6/2011), Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Dr Puspita Lisdiyanti, mengatakan pihaknya melakukan identifikasi awal terhadap 6.500 mikroba, 30 persen merupakan isolat mikroba yang kemungkinan merupakan jenis baru.
Kata Puspita, 10 jenis mikroba sudah dipublikasikan, di antaranya, dari jenis actinomycetes, yang memiliki fungsi signifikan sebagai salah satu unsur bahan antibiotik yang berguna bagi manusia. Mikroba ini, berkontribusi sebanyak dua per tiga bahan antibiotik di dunia, sedangkan sisanya sebanyak sepertiga bahan antibiotik berasal dari fungi (jamur), sintesa kimia serta beberapa dari bakteri.
Ia mengakui masih banyak kekayaan biodiversitas alam Indonesia yang belum terungkap, misalnya, mikroba.Isolasi mikroba yang telah dilakukan pihaknya kemudian menjadi pijakan bagi kolaborasi penelitian berikutnya dengan Pusat Penelitian Kimia LIPI untuk mencari enzim atau bahan aktif yang bisa bermanfaat mengatasi penyakit.
Ia mencontohkan enzim helikase untuk menghambat pertumbuhan virus hepatitis dan enzim manakase yang berguna untuk mendegradasi biomassa seperti sampah. Kolaborasi riset dari 100 isolatnya dengan lab kimia LIPI juga menemukan bahan aktif mikroba yang arahnya sebagai obat osteoporosis.
Dengan ditemukan mikroba baru, peneliti di lab kimia tidak perlu lagi mencari dan mengisolasi sendiri berbagai mikroba untuk dicari bahan aktifnya. Mereka cukup menggunakan temuan mikroba dan isolat yang dihasilkan lab biologi.
’’Selama ini biaya yang besar dan panjangnya perjalanan yang harus dilalui membuat hampir semua perusahaan obat di Indonesia selama ini tidak melakukan riset sendiri dan hanya memproduksi obat lisensi,’’pungkasnya. (bsn-ai)