Puskesmas dan Posyandu Siaga Penyakit Difteri
08-10-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Menyusul ditetapkannya Jawa Timur dalam KLB (Kondisi Luar Biasa) Penyakit Difteri, seluruh Puskesmas dan Posyandu siap mencegah penyebaran penyakit difteri. Satu upaya yang dilakukan yakni dengan imunisasi.
Menurut Dr Esti Martiana Kepala Dinas Kesehatan Surabaya pada wartawan, Sabtu (8/10/2011), pencegahan perlu dilakukan karena difteri penyakit yang mematikan. Difteri kebanyakan menyerang anak dan balita yang tidak diimunisasi dan imunisasinya belum lengkap.
Esti menjelaskan sampai September lalu, ada 43 kasus penyakit difteri di Surabaya. Jumlah ini, hampir sama dengan jumlah kasus difteri tahun lalu yang mencapai 50 kasus sampai akhir tahun.
''Kalau ditemukan penyakit difteri di suatu wilayah, harus segera dilakukan ORI (Outbreak Respons Imunization). Pencegahan perlu dilakakukan karena penyakit mematikan yang disebabkan Corynebacterium diphtheriae ini menyerang tenggorokan yang racunnya bisa mengenai jantung, ginjal dan saraf belakang,''paparnya.
Vaksin yang digunakan untuk imunisasi difteri, harus vaksin yang potensial. Vaksin ini tidak boleh disimpan atau dipindahkan sembarangan dan harus disimpan pada suhu 4 sampai 8 derajat celcius.
Adapun gejala awal terserang penyakit difteri yakni Gejala awal berupa nyeri tenggorokan ringan dan kesulitan menelan. Kondisi tersebut tidak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala.
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi. Biasanya, bakteri berkembang biak di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan. Jika bakteri sampai ke hidung, maka akan meler.
Peradangan bisa menyebar dari tenggorokan ke pita suara (laring) dan menyebabkan pembengkakan, sehingga saluran udara menyempit dan terjadi gangguan pernafasan Jika mengalami kondisi seperti ini, penderita harus dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan. (bsn-ai)