Kesehatan

Batasi Asupan Sukrosa Pada Bayi

10-11-2011

Jakarta, beritasurabaya.net - Orangtua perlu tahu, hindari asupan sukrosa pada bayi selama 6 bulan pertama. Sukrosa yang dikenalkan sejak awal pada bayi akan mempengaruhi preferensi makanan, yang dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan, baik jangka panjang seperti peningkatan risiko obesitas maupun dampak jangka pendek seperti karies gigi.

Hal ini disampaikan Dr. Inge Permadhi, MS, SpGK selaku Koordinator Pelayanan Masyarakat Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam memperingati Hari Kesehatan Nasional 2011, Kamis (10/11/2011).

Untuk itu, kata Inge, seorang ibu harus mengerti cara memilih susu formula dengan memahami cara membaca komposisi bahan baku yang tercantum dalam label kemasan.

Studi oleh Manella pada 2004 menunjukkan bahwa ada periode sensitif pada masa bayi dan anak dimana suka dan ketidaksukaan yang terbentuk pada masa tersebut akan mempengaruhi pola makan saat dewasa. Hal ini menjadi pertimbangan penting pada penanganan/pencegahan kelebihan berat badan dan obesitas yang meningkat secara dramatis di masa kanak-kanak dan remaja di banyak negara.

Sebuah studi oleh Beauchamp pada 1982 menunjukkan bahwa paparan terhadap air gula/rasa manis pada 6 bulan pertama kehidupan akan meningkatkan kecenderungan untuk menyukai air gula/rasa manis.

Sementara itu, Dr Ahmad Suryawan Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo FK Unair, Surabaya, mengatakan asupan sukrosa dan kesukaan akan rasa manis tidak hanya meningkatkan risiko obesitas.

Asupan makanan yang mengandung gula total yang tinggi juga akan mempengaruhi kecukupan asupan mikronutrien. Bukti yang berkembang memperlihatkan makanan yang ditambahkan dan tinggi kandungan gula totalnya berhubungan nyata dengan asupan mikronutrien yang lebih rendah dan mungkin mempengaruhi pertumbuhan anak.

Konsumsi sukrosa lebih awal (pada bayi) untuk jangka waktu lama akan meningkatkan risiko karies. Temuan ini diperkuat oleh jurnal yang dipublikasi oleh Institute of Medicine pada 2005 dan The American Academy of Pediatric Dentistry pada 2008.

''Karies dapat dicegah dengan menghindari pemberian sukrosa pada makanan bayi, termasuk pada susu formula bayi, dan menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap kali anak usai makan dan minum susu,''pungkasnya.

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan anak terutama pada 6 bulan pertama kehidupannya dan sangat diharapkan dapat diberikan hingga anak usia 2 tahun.

Kandungan nutrisi di dalam ASI tidak dapat tergantikan nilainya oleh makanan lain, sehingga pemberian ASI bagi awal kehidupan bayi menjadi kewajiban seorang ibu. ASI sangat bermanfaat untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh,serta dapat mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.

Oleh karena itu kandungan ASI merupakan acuan yang paling ideal bagi asupan gizi bayi, sehingga disebut juga sebagai golden standard. Satu hal penting pada komposisi ASI yakni tidak mengandung sukrosa (gula meja).

Sumber karbohidrat yang ada di dalam ASI adalah laktosa atau yang dikenal sebagai gula susu. Laktosa tidak hanya menyediakan 40% energi, namun juga mendukung pertumbuhan flora usus yang sehat dan meningkatkan imunitas bayi melawan bakteri patogen. Abrams dan Ziegler dalam suatu jurnal yang diterbitkan pada 1983 dan 2002, menjelaskan bahwa dominasi bakteri baik di dalam usus dapat melindungi pencernaan dari bakteri jahat penyebab penyakit.

Laktosa turut berperan dalam penyerapan berbagai mineral termasuk kalsium. Sementara itu Koletzko dalam jurnal yang dikeluarkan pada 2005 menerangkan bahwa bakteri baik dapat mempengaruhi konsistensi/kepadatan tinja. Oleh karena pentingnya laktosa, Regulasi Internasional dan Asosiasi Pediatrik Internasional merekomendasikan laktosa sebagai sumber karbohidrat dalam formula bayi dan formula lanjutan.

Rekomendasi dan regulasi pediatrik terbaru juga banyak yang tidak mengizinkan penambahan sukrosa ke dalam seluruh formula bayi dan hanya pada kondisi tertentu. Seperti pada kasus formula protein hidrolisat parsial, penambahan sukrosa diperbolehkan dalam jumlah tertentu. Bagi ibu yang oleh petugas kesehatan dinyatakan mengalami indikasi medis sehingga tidak dapat memberikan ASI atau harus mencampurnya dengan susu formula, maka perlu memperhatikan kandungan susu formula. (bsn)

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927