Peran Keluarga Penting Bagi Pasien Hemodialisa
21-11-2011
Jakarta, beritasurabaya.net - Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan pasien bergantung pada tindakan hemodialisa. Kenyataan tersebut sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis pasien. Untuk itu, kata dr. J. F. Mukidjam, SpPD dalam Gathering Pasien Hemodialisa yang digelar RS Premier Jatinegara, Sabtu (19/11/2011) lalu, dibutuhkan peran penting keluarga dalam mendukung pasien hemodialisa.
Keberhasilan tindakan hemodialisa secara langsung dipengaruhi oleh kualitas tenaga medis, peralatan medis yang memadai, dan kondisi pasien sendiri. Terjadinya komplikasi pada saat dilakukannya tindakan hemodialisa semakin besar ketika pasien mengalami penurunan kondisi fisik dan psikis. Komplikasi seperti kram otot, hipotensi, hingga perdarahan yang umumnya terjadi saat tindakan.
''Pasien harus menjaga daya tahan tubuhnya dan mengurangi beban pikirannya karena sakit yang diderita. Pasien harus didukung untuk kreatif dan ceria. Hal ini mutlak mendapatkan dukungan dan kerja sama keluarga,''ujar alumnus Universitas Katolik Nijmegen Belanda ini.
Hemodialisa, atau sering dikenal dengan istilah cuci darah, adalah proses pembersihan darah yang didasarkan pada pertukaran ion-ion dan partikel cairan darah melalui suatu membran dengan menggunakan fungsi ginjal buatan (alat dialisa) untuk mengeluarkan sampah dan racun hasil metabolisme tubuh. Tindakan hemodialisa ini dilakukan untuk menolong seseorang yang fungsi ginjalnya menurun hingga di bawah 15%.
RS Premier Jatinegara menyadari bahwa selain kualitas tenaga medis dan peralatan medis yang dimilikinya, dukungan semangat dan suasana positif seperti yang ada pada gathering pasien hemodialisa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal tersebut menjadi salah satu alasan RS Premier Jatinegara menyelenggarakan gathering Pasien Hemodialisa.
Gathering ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi para pasien dan keluarganya untuk berbagi pengalaman dan menguatkan satu sama lain. Saat ini, tercatat 43 orang pasien hemodialisa yang rutin dirawat di RS Premier Jatinegara, dengan masa perawatan terlama hingga 10 tahun. (bsn-ai)
