Dua RSUD Milik Pemkot Tak Optimal
09-12-2011
Surabaya, beritasurabaya.net - Dua rumah sakit milik Pemkot Surabaya, RSUD dr Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada, tak pernah difungsikan dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan fungsi pelayanan untuk warga miskin yang menggunakan Jamkesda non-Kuota, tak berjalan.
Seharusnya, jika dua rumah sakit pemerintah itu difungskan dengan baik, maka tak sampai terjadi terhentinya pelayanan kesehatan bagi warga miskin. Selama ini, pemkot justru bekerja sama dengan RSU dr Soetomo dan 21 rumah sakit swasta lainnya. Akibatnya, saat pemkot memiliki utang, maka pelayanan kesehatan itu pun berhenti.
Menurut Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono, jika sejak awal dua rumah sakit itu difungsikan dengan baik, tak akan ada penghentian layanan kesehatan bagi keluarga miskin ini.
"Karena itu, dengan gelontoran anggaran pada 2012 ini, hendaknya pembangunan RSUD dr Soewandhie bisa selesai dan pengadaan alat medisnya bisa terpenuhi. Begitu juga dengan di RSUD BDH bisa berjalan dengan baik. Dua rumah sakit ini mewakili dua wilayah Surabaya, timur dan barat," kata Baktiono, Jumat (09/12/11).
Selama ini, lanjut Baktiono, saat diadakan lelang untuk alat medis di RS BDH, manajemennya malah menolak. Alasannya, pembayaran lelang itu tak dilakukan secara triwulanan. Karena itu lelangnya batal dan ada sisa anggaran di RS itu sebesar Rp32 miliar.
Pemkot juga disebut Baktiono kurang dalam mempromosikan dua rumah sakitnya serta puskesmas canggih lainnya. Seharusnya jika promosi itu lancar, warga tentu tak kesulitan memilih RSU dr Soetomo sebagai tempat pengobatan utama, tapi cukup di RS milik pemkot itu sendiri. (ries/bsn)
