Strategi Terselubung Singkirkan PTT
07-04-2011
beritasurabaya.net - DPRD Surabaya mencium adanya permainan di Pemkot Surabaya, khususnya untuk menyingkirkan pegawai tidak tetap (PTT) dalam database kepegawaian.
Caranya dengan jalan mengiming-imingi pegawai itu dengan bayaran tenaga kontrak yang lebih tinggi.
Ini disampaikan anggota Komisi D DPRD Surabaya Fatkhur Rochman. Menurut dia, mencuatnya pemberitaan 800 PTT di lingkungan Pemkot Surabaya yang dibuang dari database, disinyalir ada permainan.
"Kita tahu, PTT itu digaji sebesar Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Sementara untuk outsourching digaji Rp 700 ribu. Ada dugaan, gaji tenaga outsourching itu ditawarkan kepada PTT yang sudah masuk database. Dengan begitu, mereka tertarik dan memilih keluar untuk menjadi tenaga outsourching. Hal beginilah yang kita curigai dari adanya permainan di pemkot," tandas Fatkhur.
Politisi PKS ini juga menjelaskan, pemkot dalam hal mengurus PTT ini sangatlah rumit. Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya selalu beralasan jika formasi untuk PTT itu tak ada, sehingga pengangkatan mereka untuk menjadi PNS, selalu tertunda.
"Sejatinya, jika sudah masuk database, akan sulit untuk dikeluarkan. Itu akan bertentangan dengan PP yang ada. Karena itu, cara mengiming-imingi gaji itulah yang dianggap sebagai langkah jitu. Kalaupun akan mengeluarkan PTT dari database yang ada, seharusnya BKD dan Diknas tetap harus konsultasi ke BKN," tegas dia.
Fatkhur juga menjelaskan, PTT yang ada di tenaga administrasi, kebersihan dan keamanan itu, seharusnya tak disaingi dengan tenaga outsourching. Yang ada, tenaga outsourching itu ditempatkan pada posisi PTT sehingga kerja PTT itu tersaingi. Hal itu juga dianggap Fatkhur sebagai strategi yang terselubung untuk menyingkirkan PTT.
"PTT yang ada jangan hanya diungkapkan alasan tak ada formasi dalam PNS, tapi PTT itu harus diberdayakan. BKD Surabaya dalam hal ini perlu lagi menata PTT yang ada, atur strategi penyelesaiannya. Jangan sampai PTT itu dibuat cemburu dengan kehadiran atau gaji outsourching," papar Fatkhur. ries/bsn
Foto: Fatkhur Rochman.
